Perekayasaan teknologi mekanisasi padi sangat penting, mengingat saat ini tenaga kerja di sektor pertanian mulai langka. Dalam kurun 10 tahun terakhir, terjadi pergeseran lima juta rumah tangga tani ke sektor industri dan jasa informal lainnya. Selain itu, pengembangan teknologi mekanisasi pertanian dapat membantu mengurangi biaya produksi. Untuk mengatasi kondisi lahan sawah di Indonesia yang umumnya sempit dan berlumpur dalam. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan teknologi mekanisasi pertanian, berupa alat mesin pertanian modern untuk pengelolaan, pengendalian, dan pemrosesan padi.Teknologi ini diharapkan dapat memberikan dukungan kepada program swasembada pangan dalam mencapai surplus padi atau target produksi padi tahun 2015 sebesar 73,5 juta ton.
Mini combine (Mico) harvester adalah salah satu inovasi teknologi mekanisasi hasil Balitbangtan untuk mengatasi kondisi lahan sawah di Indonesia yang umumnya sempit dan berlumpur dalam. Mico harvester mempunyai gaya tekan (ground pressure) mesin ke permukaan tanah sebesar 0,11 kg/ cm2, dibandingkan mesin combine harvester Prototipe I sebesar 0,13 kg/cm2. Perkembangan ini sangat penting karena lahan sawah di Indonesia umumnya memiliki drainase kurang baik sehingga tanahnya lembek. Mico harvester dioperasikan oleh satu orang operator dan dua orang pembantu. Kapasitas kerja mesin mencapai 7-9 jam/ha.
Sejalan dengan kemajuan di bidang alat mesin pertanian serta peningkatan kebutuhan sarana panen dan pascapanen, kemampuan sumber daya manusia seperti aparat/petugas, penyuluh pertanian, dan petani dalam kelompok tani (poktan)/gabungan kelompok tani (gapoktan) perlu lebih ditingkatkan. Kebijakan pemerintah di bidang alat mesin pertanian juga sangat dibutuhkan. Bantuan alat mesin panen dan pascapanen dapat membantu berkembangnya teknologi alat mesin pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Informasi ini merupakan salah-satu artikel yang tercantum dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian >> Vol.37 No.1 Th. 2015