Selama ini, semua varietas lili yang diperdagangkan di Indonesia masih diimpor, di antaranya varietas Casablanca, Stargazer, Pink Mistery, Frutty Pink, Mountafon, Imperial Day (lili oriental); Concador (lili oriental trompet/OT); Fangiyo, Donau, Royal Justice (lili longiflorum asiatik/LA); Snow Queen, Paussini (lili longiflorum trompet/LT), dan Avignon (lili asiatik). Harga jual bunga lili varietas impor sangat tinggi dan berkorelasi dengan harga bibit.
Sementara produksi lili lokal (lili trompet) di Indonesia berada di Manado (L. longiflorum warna putih), Sukabumi (L. longiflorum warna putih), Bandungan, Ambarawa, Jawa Tengah (L. formosanum warna putih semburat merah atau ungu), dan Maluku (L. amboinensis). Bentuk dan jenis bunga lili lokal ini terbatas dan telah usang sehingga kurang diminati konsumen dan kurang bernilai komersial.
Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) telah melepas 13 varietas lili, yaitu varietas Formolongi, Candilongi, Arumsari, Delina, Delino, Delini, Deloren, Renata, Renita, Reniti, Renito, Liana, dan Liani. Semua varietas tersebut adaptif untuk iklim tropis seperti Indonesia. Varietas lili yang dihasilkan oleh Balithi sangat beragam dalam bentuk bunga (trompet, mangkuk, piring), warna bunga (putih, kuning, oranye) maupun orientasi bunga (mendatar, agak tegak dan tegak). Keragaan bunga lili yang unik dan novel ini merupakan terobosan baru bagi industri lili di tanah air.
Tersedianya varietas unggul lili hasil pemuliaan di dalam negeri diharapkan dapat memberikan alternatif pilihan bagi pengusaha lili dan menurunkan biaya pengadaan benih. Informasi ini dimuat pada artikel Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian ---> Vol.36 No.2 Th. 2014. Artikel tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka.