Mengembangkan perpustakaan agar dapat selalu dekat dengan pengguna di era digital yang serba berbasis Internet of Think (IoT) seperti saat ini menghadapi tantangan yang cukup besar. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) memiliki trik khusus untuk mengatasi hal tersebut.
Kegiatan literasi dan penyediaan informasi, baik cetak maupun online, perpustakaan berandil besar menciptakan masyarakat yang mempunyai kemampuan literasi lebih tinggi sehingga mendorong perubahan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
Dalam peraturan perundangan secara tegas dijelaskan bahwa masyarakat memiliki hak dalam memperoleh layanan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan. Hal ini juga berlaku untuk masyarakat disabilitas, dengan keterbatasan fisik maupun sosial serta masyarakat yang terisolasi dan terpencil. Pemerintah berkewajiban untuk menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Latar belakang itulah yang melandasi pemerintah sebagai pembina semua jenis perpustakaan dengan dukungan dari Bappenas berinisiatif untuk melakukan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Program ini bertujuan memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga kemampuan literasi meningkat yang berujung peningkatan kreativitas masyarakat dan kesenjangan akses informasi.
Paradigma perpustakaan harus dirubah. Dari semula dianggap sebagai gudang buku, kini bertransformasi menjadi perpustakaan yang dapat memberdayakan masyarakat dengan pendekatan teknologi informasi.
“Data melalui tes internasional menunjukkan lebih dari 55% orang Indonesia yang menyelesaikan pendidikan masih mengalami functionally illiterate. Functionally illiterate diartikan kurangnya kemampuan membaca dan menulis untuk mengelola kehidupan sehari-hari dan pekerjaannya yang membutuhkan kemampuan membaca yang melebihi tingkatan dasar,” seperti di ungkap oleh Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional, Ofy Sofiana dalam Perpusnas.go.id (27/3).
Dengan semangat library comes to you, PUSTAKA juga mulai bertrasformasi mejadi perpustakaan berbasis inklusi sosial seprti diiungkap oleh Kepala Pustaka, Retno Sri Hartati Mulyandari dalam acara temu teknis yang digelar pada 12-15 Februari 2020.
perpustakaan pertanian harus bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpustakaan harus menjadi salah satu NODE sinergisme lintas stakeholders untuk bersama melakukan aktivitas pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap informasi yang dibutuhkan dan pengawalan dalam implementasinya dalam proses pemberdayaan masyarakat sehingga meningkat kesejahteraannya.
Stakeholders terkait juga dapat dioptimalkan untuk mentransformasi informasi koleksi perpustakaan atau dari berbagai sumber menjadi ramah pengguna sehingga lebih bermakna sehingga mudah dipahami dan diterapkan atau text to context” ungkapnya. Salah satu contoh bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan misalnya perpustakaan berkolaborasi dengan lintas kementerian/lembaga misalnya Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian maupun komunitas. Kementerian Sosial juga telah menyatakan siap mendukung transformasi informasi teknologi pertanian untuk kelompok divable, khususnya dalam bentuk huruf braile. Begitu juga dengan stakeholders lainnya, dapat membantu mentransformasi atau memgemas kembali informasi yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan itu Ketua tupoksinya
Perpustakaan di lingkup UK/UPT lingkup Kementan harus dapat bersinergi dan dapat menyelaraskan dengan berbagai kegiatan perpustakaan dan tentunya harus dikukung dengan sarana dan prasarana, sarana informasi, sumberdaya manusia dan perangkat teknologi informasi yang mumpuni untuk memajukan perpustakaan dalam mendukung pertanian yang maju mandiri dan modern.
Taman Baca Pustaka Dramaga
Untuk menyempurnakan peran pustaka sebagai perpustakaan berbasis inklusi sosial maka Pustaka melengkapi berbagai fasilitas salah satunya adalah mengembangkan Taman Baca Pustaka Dramaga, Taman Baca ini terletak di wilayah Balumbang Jaya, berdekatan dengan kampus IPB Dramaga.
Taman Baca ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan literasi masyarakat di sekitar kampus IPB Dramaga. Mulai dari anak-anak, mahasiswa sampai kelompok wanita tani. Selain, menyuguhkan sumber bacaan pertanian, taman baca ini dilengkapi dengan taman bermain serta kebun praktek hidroponik, vertikal farming dan aquaponik.
Tidak hanya itu, taman baca ini juga direncakanakan akan menjadi tempat pelatihan hidroponik bagi kelompok wanita tani dan masyarakat sekitar. Dengan adanya taman baca ini di harapkan dapat menjadi sarana bagi masyarakat sekitar dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.