Perubahan iklim akibat pemasan global yang terjadi akhir-akhir ini membawa dampak serius bagi sektor pertanian. Banjir dan kekeringan adalah dampak yang dapat dirasakan langsung oleh petani. Bagaimana tidak? Bagi sektor pertanian perubahan iklim dapat mempengaruhi hasil panen, tetapi tahukah bahwa aktivitas sektor pertanian seperti pengelolaan lahan sawah, peternakan, dan penggunaan pupuk kimia atau anorganik justru memicu peningkatan pemanasan global. Emisi gas rumah kaca (GRK) utama yang dihasilkan dari sektor pertanian 67% berupa metana diikuti oleh N2 O3 dan CO2 masing -masing 30% dan 3%. Masih tingginya produksi emisi GRK pada sektor pertanian membutuhkan monitoring dan pengawasan secara berkala, sehingga dapat dipantau dan ditekan kuantitasnya. Untuk mengukur emisi GRK diperlukan sebuah alat yang praktis dan mudah dibongkar pasang.
Kementerian Pertanian telah menghasilkan inovasi berupa modifikasi sungkup portable yang mengacu pada metode close chamb. Alat ini berfungsi untuk mengukur emisi GRK dengan sungkup otomatis yang dirangkai dengan alat deteksi GRK. Sungkup portabel inipun anti bocor. Berbagai kelebihan tersebut mampu mengatasi kendala pengambilan data sampel di lokasi yang jauh dan sulit dengan akurasi data yang tinggi. Sungkup portabel memiliki dua bentuk. Bentuk pertama berbahan baku aluminium dan polikarbonat, sehingga ringan namun tetap kokoh. Bentuknya kotak dengan panjang 40 – 50 cm, lebar 20 – 50 cm, dan tinggi 30 – 100 cm. Bongkar pasangnya mudah karena dieratkan dengan sekrup bersayap. Untuk memperkuat sungkup, bagian bawahnya dilengkapi penampang setinggi 3 – 5 cm dari alumunium.
Tepian bawah berbentuk tajam agar mudah dimasukkan ke dalam tanah. Tempat atau titik pengambilan sampel gas berbentuk tabung dari plastik yang diberi penutup merah dan tempat masuknya jarum. Sedangkan bentuk kedua terbuat dari paralon dan disambungkan menggunakan sistem knock down dan dieratkan dengan sistem sliding yang membelah paralon.
Tutup sungkup juga didesain dengan lubang untuk mengambil contoh GRK dan menempatkan termometer. Lahirnya invensi ini membawa angin segar pada teknologi penanganan emisi GRK, karena sifatnya yang praktis akan lebih mudah digunakan untuk pengukuran dan pemantauan emisi GRK. Jumlah alat yang ditempatkan di lapangan dapat diperbanyak sehingga bisa menghasilkan lebih banyak data per satuan luas dan waktu serta mengurangi nilai ketidakpastian data yang diambil. Pemanfaatan alat ini secara optimal, bukan tidak mungkin akan mempercepat pengurangan emisi GRK yang bermuara pada peningkatan peran sektor pertanian untuk terus mendengungkan upaya mitigasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. (Sumber Balingtan/Balitbangtan, 2018)
Info terkait: