Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan telah melaksanakan kegiatan Percepatan Penerapan Teknologi Tebu Terpadu (P2T3) di 23 lokasi yang tersebar di 11 provinsi. Teknologi budidaya yang diterapkan antara lain teknologi sistem tanam juring ganda. Sistem tanam ini dapat meningkatkan produktivitas tebu sampai 135 t/ha.
Sistem tanam tebu yang biasa diterapkan petani adalah sistem tanam baris ganda, dengan jarak tanam pusat ke pusat (PKP) 100-110 cm dan lebar juringan 50-60 cm. Dalam juringan ditanam benih dalam bentuk bagal dua baris. Sistem tanam baris ganda berbeda dengan sistem tanam juring ganda. Pada sistem tanam juring ganda, jarak tanamnya lebar, yaitu 135 cm + (50 cm x 50 cm). Jarak tanam 50 cm x 50 cm adalah PKP dari dua juring. Sistem lainnya Teknik bongkar ratun dapat dilakukan secara mekanis atau secara manual sesuai ketersediaan sarana. Untuk persiapan tanam, lahan dibajak dan digaru, selanjutnya dibuat juringan sesuai dengan PKP yang telah ditentukan. Penyulaman harus dilakukan bila dalam barisan tanaman tebu terdapat lebih dari 50 cm area yang kosong (tidak ada tanaman tebu yang tumbuh).
Pemeliharaan lainnya adalah pengklentekan/ pengelupasan pelepah daun tua/kering. Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan batang, memperkeras kulit, menekan pertumbuhan sunten (tunas pada batang), mecegah tebu roboh, dan mencegah kebakaran. Pengklentekan pertama,kedua, dan ketiga dilakukan pada umur 4-5 bulan, 7-8 bulan, dan 1-2 bulan sebelum panen.
Informasi ini dimuat pada artikel Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian ---> Vol.36 No.1 Th. 2014. Artikel tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka.
Sistem tanam juring ganda pada tebu dapat pula dilihat dalam bentuk video di sini.