Kesulitan utama dalam memanfaatkan biji sorgum untuk dikonsumsi secara aman adalah menghilangkan kandungan tanin dalam kulit biji (perikarp) karena perikarp menyatu kuat dengan inti biji (endosperm). Cara untuk memisahkan bagian perikarp dengan inti biji yaitu melalui penyosohan. Penyosohan bukan hanya untuk memperoleh biji sorgum yang berwarna putih (cerah), tetapi juga untuk menurunkan kadar tanin (senyawa fenol) yang terkandung dalam lapisan pericarp biji. Semakintinggi nilai keputihan biji, semakin rendah kandungan tanin. Dengan demikian, menyosoh biji sorgum dua kali akan menghasilkan biji yang dapat dikonsumsi secara aman.
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) telah mengembangkan mesin penyosoh sorgum tipe abrasivedengan kapasitas kerja 150 kg/jam. Pada tahun 2012, mesin tersebut dimodifikasi dan disempurnakan dengan menambahkan komponen bucket elevator dan pengayak biji sehingga kapasitasnya menjadi 200 kg/jam.
Hasil uji unjuk kerja mesin penyosoh sorgum menunjukkan bahwa kapasitas yang dicapai sampai sosoh kesatu sebesar 202 kg/jam. Penyosohan dilakukan dua kali dengan kualitas hasil sosohan optimum pada kapasitas 120 kg/jam. Dengan demikian, mesin menyosoh biji sorgum yang telah dikembangkan akan menghasilkan biji yang dapat dikonsumsi secara aman. Informasi ini dimuat pada artikel Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian ---> Vol.36 No.2 Th. 2014. Artikel tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka.