Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan utama Kementerian Pertanian, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai penanggungjawab di tiga Kabupaten/Kota yaitu Surakarta, Klaten, dan Sukoharjo pada 24 Maret 2020 melakukan supervisi/pendampingan melalui pertemuan virtual dengan memanfaatkan OViral (Open Virtual Literacy).
Virtual Literacy yang dipimpin langsung Ka PUSTAKA dihadiri oleh Direktur PPH Ditjen Hortikultura, Kadistan Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, perwakilan penyuluh dari Dinas Pertanian Kota Surakarta beserta para PPL di BPP wilayah 3 Kabupaten/Kota, BPTP Jateng, Jatim dan Yogyakarta dan tim PUSTAKA beserta pustakawan Kementan dengan jumlah yang terhubung sebanyak 75 node dan total partisipan 82 orang.
Direktur PPH Ditjen Hortikultura, Yasid Taufik dalam sambutannya menyatakan bahwa Ditjen Hortikultura akan melakukan supervisi dan pendampingan di Provinsi Jawa Tengah dan menargetkan program yang selalu dicanangkan oleh bapak Menteri dengan melakukan gratieks (gerakan tiga kali ekspor), meningkatkan produksi, dan menurunkan losses (kehilangan hasil).
Dalam pertemuan tersebut Kepala PUSTAKA, Retno Sri Hartati Mulyandari memberikan pemaparan terkait pelaksanaan supervisi dan pendampingan pelaksanaan program dan kegiatan utama Kementerian Pertanian khususnya di wilayah 3 Kabupaten/Kota yang menjadi tanggungjawab PUSTAKA. Selain itu, Retno menyampaikan ada 11 indikator kinerja nasional yang harus dapat dicapai untuk setiap Kabupaten/Kota serta strategi pelaksanaan kegiatan yang dapat diterapkan. Lebih lanjut Retno memaparkan bahwa formulir pelaporan rutin dari daerah akan segera dipersiapkan seragam untuk seluruh kabupaten/kota agar memudahkan dalam proses perekapan/data. Hasil rekap data tersebut diharapkan dapat dilaporkan mingguan secara berjenjang.
Dalam kesempatan diskusi, Kadistan Kab.Klaten Widiyanti menyampaikan bahwa untuk produksi pangan khususnya padi pada tiga bulan ke depan hingga Mei 2020 akan dilaksanakan panen sekitar lebih dari 80 ribu ton. Sementara untuk konsumsi selama tiga bulan sekitar 31 ribu ton. Dengan demikian diperkirakan surplus sekitar 50 ribu ton sehingga untuk pangan insyaallah aman. Untyk mengurangi stunting dan daerah rawan pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab Klaten juga giat nenggaungkan program pemanfaatan lahan pekarangan yang salah satu program percontohannya berada di Prambanan.
Kabupaten Klaten sebagaimana disampaikan oleh PPL BPP Karangdowo dan dikuatkan penyuluh BPTP Jateng juga terus giat mengembangkan pola tanam sehat dengan menerapkan tanaman regugia untuk mengurangi serangan hama pada tanaman.
Hal ini diapresiasi Retno dan menyampaikan bahwa produksi pangan di Klaten dapat berkontribusi nyata pada ketahanan pangan untuk wilayah Kabupaten Klaten yang dapat disinergikan dengan program KOSTRALING (Komando Strategis Penggilingan) dan menjadi buffering mendukung pangan di daerah lain pada situasi dan kondisi wabah merebaknya virus COVID-19.
Pada kesempatan diskusi, diketahui pula permasalahan yang dihadapi para penyuluh dan petani di lapangan, antara lain menurunnya harga GKP (Gabah Kering Panen) di tingkat petani hingga di posisi Rp 4.000 an dan hama tikus yang menyerang di wilayah tertentu. Menanggapi hal ini, Ka PUSTAKA berencana dalam VL bersama ke depan akan menghadirkan ahli tikus.