Hama merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi petani. Untuk membantu petani mengatasi masalah tersebut, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) menggelar Virtual Literacy (VL) dengan tema "Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Padi", melalui Open Virtual Literacy (Oviral) Room pada 23 April 2020. VL kali ini bersinergi dengan Kostratani wilayah Jawa Tengah, khususnya Sukoharjo, Surakarta dan Klaten. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya mendiseminasikan informasi teknologi pertanian kepada para penyuluh dan petani.
Dalam kesempatan tersebut hadir Kepala PUSTAKA, Retno Sri Hartati Mulyandari yang dalam sambutannya berharap semoga kegiatan VL ini dapat menjawab permasalahan hama dan penyakit yang terjadi di wilayah Jawa Tengah khususnya di wilayah Surakarta, Sukoharjo dan Klaten.Kemudian Retno menyarankan agar ada pengawalan terkait dengan sistem budidaya pertanian secara sehat, antara lain dengan penerapan sistem PHT dari sistem pemilihan varietas padi yang tepat, cara tanam yang baik, pemupukan dan pengendalian hama penyakit diutamakan dengan pupuk dan pestisida/insektisida hayati atau organik. Menurutnya beberapa inovasi terkait varietas padi yang tahan terhadap hama dan penyakit tertentu sudah banyak dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Varietas-varietas tersebut perlu diperkenalkan secara masif di lapangan. "Petani juga perlu dilibatkan untuk selalu aktif melakukan pengamatan sehingga hama dan penyakit dapat dikendalikan secara lebih dini", ujarnya. Retno juga menyemangati timnya untuk dapat berusaha memperluas jangkauan VL agar dapat melayani petani dan penyuluh di daerah lain.
Sementara itu Arlyna Budi Pustika, Peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta yang didaulat sebagai narasumber mengungkapkan bahwa pengendalian hama terpadu bersifat komprehensif, meliputi beberapa hal yaitu, pemilihan varietas yang tepat sesuai spesifik lokasi, teknologi dalam pengolahan lahan, pola tanam, penggunaan teknologi baru, seperti jajar legowo, komposisi pupuk yang tepat, melibatkan petani secara intensif, menanam refugia, tata kelola pengairan yang baik, serta contoh penerapan teknis di lapangan. Dalam kesempatan ini, Arlyna juga menyampaikan pengenalan layanan konsultasi padi berbasis internet berikut cara menggunakannya. Selain teknis pengendalian OPT yang perlu diperhatikan adalah sinergi penyuluh dan petani untuk menjadi pengamat dalam pengendalian OPT. "Pelatihan juga perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta sikap petani dalam pengendalian OPT", ujar Arlyna.
Kegiatan VL kali ini terhubung sebanyak 63 node dengan jumlah peserta 71 orang yang terdiri atas Dinas Pertanian KPP Surakarta, PPL Banjarsari, BPTP Jateng, BPTP Bali, BPTP Jabar, BPTP Kaltim, BPTP Maluku, BPTP Yogyakarta Bapeltan Lampung, BPP Ceper, BPP Kemalang, BPP Bendosari, BPP Tempeh, BPP Kebonarum, BPP Manisrenggo, BPP Trucuk, BPP Wedi, dan BPP Wuryantoro. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti VL tersebut dan banyak mengajukan pertanyaan seputar pengendalian hama di wilayahnya.