“
Era millenial-disruption menuntut respon yang cepat dan tepat terhadap setiap perubahan, seiring dengan hal tersebut maka hadirlah era revolusi industri 4.0 yang dicirikan dengan artifical Intelegent, Internet of Things (IOT), dan teknologi big data. Para Pustakawan/petugas perpustakaan harus secara mandiri untuk terus meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilannya” Hal itu diungkapkan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dalam arahan yang dibacakan oleh Kepala Pusat Perpustakaan dan Teknologi Pertanian (Pustaka), Leli Nuryati pada temu Teknis yang diselenggarakan di Surabaya, 18-21 Juni 2019.
Leli menyampaikan bahwa Pustakawan tidak lagi menggantungkan atau menunggu adanya tawaran untuk mengikuti pendidikan formal. “Untuk memberikan layanan yang prima, Pustakawan harus membangun citra positif profesinya dan tentunya tidak hanya memberikan kinerja terbaik tetapi harus excellent, kerja cepat, fokus, dan berorientasi pada hasil. Pelayanan dilakukan dengan ikhlas agar menjadi berkah dan menjadi ladang pahala bagi pustakawan.”Ujar Leli
“Peran strategis pustakawan dan perpustakaan di lingkup Kementerian Pertanian memerlukan kompetensi dan keterampilan yang memadai di era revolusi industri 4.0. Oleh karena itu Pustaka sebagai instansi pembina pustakawan lingkup Kementerian Pertanian terus berupaya dalam peningkatan kompetensi dan profesionalisme pustakawan agar mampu berkompetisi, berdaya saing, dan memberikan kinerja yang optimal.” Serunya.
Sebagai salah satu langkah meningkatkan kompetensi pustakawan dan kinerja pengelolaan perpustakaan di lingkup Kementerian Pertanian, setiap tahunnya Pustaka menyelenggarakan kegiatan Temu Teknis Pengelola Perpustakaan yang diikuti oleh 104 orang pejabat fungsional pustakawan/petugas pengelola perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian. Tahun ini Temu Teknis Pengelola Perpustakaan mengangkat tema”Revitalisasi Pustakawan dalam Pengelolaan Perpustakaan di Era Industri 4.0.”
Dengan adanya temu teknis tersebut diharapkan pustakawan mampu menyediakan informasi iptek pertanian dengan sistem berbasis digital dan memanfaatkan teknologi big data. Perpustakaan mampu menyediakan kemudahan akses dalam menghadapi perubahan dalam tuntutan kebutuhan informasi dan penyebaran informasi. Selain itu memerlukan penguatan sistem jejaring kolaborasi antar pelaku diseminasi dan kerjasama antar lembaga di tingkat nasional maupun internasional.
Acara tersebut menghadirkan Narasumber berasal dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementerian Pertanian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Gadjah Mada (UGM), CNN Indonesia dan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.