Sebagai unit kerja yang harus melayani publik dalam memenuhi kebutuhan informasi pertanian, Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) senantiasa berusaha untuk selalu meningkatkan pelayannya. Banyak hal unik dan menarik yang dapat di jelajahi di PUSTAKA. Karena keunikan inilah PUSTAKA sering menjadi target kunjungan. Salah satu institusi yang mengunjungi PUSTAKA yaitu Tim PPID Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang berkunjung pada tanggal 7 Agustus 2023.
Dalam pelaksanaan kunjungan, Tim PPID KKP didampingi oleh Biro Humas dan Informasi Publik Sekretariat Jenderal Kementan melakukan studi banding mengenai kolaborasi fungsi perpustakaan dalam mendukung pengelolaan PPID di PUSTAKA. Kunjungan ini bertujuan untuk mengenalkan seluruh objek dan layanan serta keunggulan yang ada di Kementerian Pertanian.
Diawali dengan penyambutan resmi oleh Kepala Bagian Umum, Akhmad Syaikhu HS. Dalam sambutannya ia menjelaskan bahwa PUSTAKA memiliki tiga unit layanan, yang pertama adalah Perpustakaan Juanda 20 selanjutnya Perpustakaan dan Pengetahuan Pertanian Digital serta Taman Baca Pustaka yang merupakan wujud dari perpustakaan berbasis inklusi sosial. “Semua unit layanan terbuka untuk umum.” Ungkapnya.
Dalam kunjungan tersebut Tim PPID KKP diajak untuk menikmati layanan library tour yang dimulai dari lantai 1 atau ruang layanan. Vivit Wardah Rufaidah Pustakawan Ahli Madya menjelaskan bahwa dengan layanan OPAC pencarian buku akan lebih memudahkan bagi pemustaka. “Kami juga memiliki Live Chat dimana publik bisa bertanya langsung, jika kondisi offline, pesan tetap masuk ke sistem secara otomatis sehingga bisa dijawab oleh Pustakawan” ungkap Vivit.
PUSTAKA juga memiliki layanan yang sudah open access melalui database repositori pertanian. Berbagai infromasi pertanian yang lengkap mulai dari Buletin, Buku, Jurnal, Majalah dan lain sebagainya. Dengan layanan yang sudah digital ini, publik tidak harus datang ke perpustakaan untuk mencari kebutuhan buku atau informasi pertnian cukup dengan mengakses repositori pertanian.
Selanjutnya peserta dikenalkan dengan berbagai koleksi yang ada di perpustakaan. Salah satu spot menarik adalah koleksi buku tua yang sangat unik. Sebuah buku dari kayu yang disimpan rapi dan aman di ruangan antiakuariat. Lantas para peserta diperkenalkan bagaimana PUSTAKA melakukan pencucian buku tua. Roni Iskandar salah satu pustakawan menjelaskan mekanisme perawatan koleksi buku tua serta tips dan triknya.
Selanjutnya peserta menjelajah proses digitalisasi koleksi atau proses scanning buku di ruang preservasi yang dijelaskan oleh Ridwan Sucipta selaku petugas yang menangani digitasi buku antiquariat, “Alat ini dapat menscanning buku sampai 120 halaman dari awal hingga akhir, hingga tahap finishing menjadi E-Book yang bisa langsung di download (Digitalisasi)”. Ungkapnya
Kemudian acara dilanjutkan dengan diskusi bersama tim PPID Kementerian Pertanian. Dalam kesempatan tersebut Tim PPID diwakili oleh Wahyu Indarto yang mengenalkan sistem portal PPID Kementan. Menurutnya PPID adalah sebuah organisasi, jadi ke depan harus lebih tertata seperti organisasi kantor.
Dalam kesempatan itu hadir pula Kepala PUSTAKA, Muchlis serta Kepala Biro Humas dan Informasi Publik (Biro HIP) Kuntoro Boga Andri. Dalam kesempatan itu Muchlis mengungkapkan hubungan PUSTAKA dengan PPID Utama sudah terintegrasi. PUSTAKA sebagai unit kerja yang melayani masyarakat tentu harus terintegrasi dan memberikan layanan yang baik kepada publik khususnya dalam penyediaan bahan-bahan informasi pertanian.
Selanjutnya Kuntoro mengungkapkan perlu ada sosialisasi agar pekerjaan PPID dipahami oleh seluruh tim di lingkup Kementerian Pertanian. Namun seringkali kendala yang dihadapi adalah petugas yang selalu berpindah tugas atau adanya pergantian petugas.
Namun semua tetap harus berperan seperti TU, PPK, pejabatnya, jadi kewajibannya itulah kenapa kita menyampaikan PPID organisasi kantor. “organisasi unit kerja harus paham seperti pengelolaan sehari-hari semua mensupport, misal di PUSTAKA ataupun Biro Umum semuanya mensupport baik dari level dirjen atau irjen, kalau belum ya harus dilakukan, kami menggunakan struktur organisasinya unit kerja kepada organisasi yang ada jadi paham”. Ujarnya