Sebagai institusi yang menjadi sumber informasi pertanian, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) menyebarluaskan informasi pertanian kepada masyarakat umum melalui berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan yaitu melalui literasi pertanian. Berkaitan dengan hal tersebut, PUSTAKA menggelar kegiatan “Sosialisasi Literasi Pertanian dan Pertanian Press” pada 8 Agustus 2023 di Gedung Agrosinema, Cimanggu, Bogor.
Kepala PUSTAKA, Muchlis, dalam sambutannya, mengungkapkan bahwa sumber informasi yang dimiliki PUSTAKA perlu diinformasikan kepada pengguna untuk dimanfaatkan sebagai pengetahuan pertanian.
Lebih lanjut, Muchlis menyampaikan bahwa fungsi perpustakaan yaitu sebagai penyedia literatur pertanian, penyediaan informasi teknologi pertanian, dan penyedia materi literasi pertanian. Perpustakaan juga menjadi ruang berbagi pengalaman, belajar kontekstual, dan berlatih keterampilan hidup.
“Layanan perpustakaan diperluas dengan literasi agar dapat langsung meningkatkan pemahaman serta mampu menerapkan inovasi. Literasi menjadi agenda pembangunan nasional, sehingga sektor pertanian harus mengembangkan literasi pertanian.” ujarnya.
Hadir sebagai narasumber, Dr. Adin Bonar, S. Sos., M.Si., Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Perpustakaan, Perpusnas RI. Dalam paparannya, ia mengungkapkan bahwa pentingnya kebijakan keberpihakan pada literasi, contohnya transformasi PUSTAKA, sebelumnya Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian menjadi Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian.
“Literasi jika disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat akan menurunkan angka tingkat kemiskinan, angka kematian muda rendah, ekonomi lebih kuat, partisipasi masyarakat tinggi, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri meningkat.“ lanjutnya
Menurut Adin Bonar, literasi memberikan pengetahuan sehingga akan ada peningkatan kecerdasan terkait berbagai substansi.
Sementara itu Perdinan, dari Departemen Geofisika dan Meteorologi, FMIPA IPB mengungkap pentingnya literasi. Literasi pertanian dapat menyadarkan masyarakat mengenai teknik pertanian modern, manajemen agribisnis, pengelolaan lingkungan, dan integrasi teknologi untuk mengatasi tantangan seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, serta pengelolaan sumber daya.
“Bahwa prinsip penulisan dalam literasi yaitu, tulisan yang dibuat harus dapat berperan sebagai komunikator yang baik, memberikan informasi tentang dunia nyata bukan ide abstrak, terkoneksi dengan hal penting bagi audiens atau pembaca, memberikan informasi. mengenai hal yang diketahui/dipahami, pentingnya literasi, untuk penyadartahuan mengenai teknik pertanian modern, manajemen agribisnis, pengelolaan lingkungan, dan integrasi teknologi untuk mengatasi tantangan seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pengelolaan sumber daya.” ungkap Perdinan.
Narasumber lainnya, Momon Rusmono, Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor mengungkap bahwa budaya literasi pertanian digital perlu dilakukan oleh PUSTAKA. “Sinergisitas literasi pertanian lingkup Kementan perlu dilakukan, dengan cara apa? diantaranya adalah dengan bersiinergi bersama lembaga lain.” ujarnya.
Lebih lanjut Momon menambahkan cara bersinergi dapat melalui pembuatan konten bersama dengan berbagai pihak. Dirjen/Badan lingkup Kementan, Bapanas atau kemnterian/lembaga terkait, BRIN, perguruan tinggi, dinas tingkat provinsi, ataupun Kabupaten/Kota.
PUSTAKA dengan tugas pokok dan fungsi yang baru dalam pengelolaan literasi pertanian tentunya akan terus berkontribusi membangun konsep literasi nasional. Strategi pengembangan dan pengelolaan literasi pertanian terus direncanakan dan dimplementasikan. Namun tidak kalah penting yaitu membangun kolaborasi dengan berbagai stakeholder agar manfaat dan dampak positif literasi pertanian dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia.