Knowledge sharing pustakawan merupakan wadah bagi para pustakawan untuk berbagi informasi kepustakawanan. PUSTAKA (Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian) secara rutin setiap bulan mengadakan acara ini untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi pustakawan. Melalui kegiatan knowledge sharing ini diharapkan pustakawan mengetahui informasi terbaru mengenai kemajuan bidang kepustakawanan. Pada bulan Februari 2018 ini, knowledge sharing PUSTAKA diadakan bekerjasama dengan organisasi profesi pustakawan yaitu IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) cabang Bogor-Depok. IPI Bogor-Depok merupakan wadah bagi para pustakawan lingkup kota kabupaten Bogor dan Kota Depok dalam mengembangkan kompetensi kepustakawanan.
Acara knowledge sharing ini dihadiri 70 orang peserta yang berasal dari beragam perpustakaan baik perpustakaan sekolah, perguruan tinggi, umum dan khusus. Seluruh Pustakawan PUSTAKA ditugaskan hadir dalam acara ini. Acara bertempat di komplek Museum Tanah, Jl.Juanda No.98 Kota Bogor. Ketua pelaksana kegiatan ini, Ir.Heryati Suryantini,M.Si (Pustakawan PUSTAKA).
Saat acara pembukaan, sambutan disampaikan oleh Ketua IPI Bogor-Depok, Bapak Ir. Eka Kusmayadi,M.Hum dan Bapak Encep Moh.Ali Al Hamidi,SH.,MH. dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Bogor. Kepala Pustaka Ir.Gayatri K.Rana,M.Sc juga memberikan sambutan sekaligus membuka acara ini.
Materi knowledge sharing disampaikan tentang Pemanfaatan mobile library dalam pendidikan dan pelayanan perpustakaan di sampaikan oleh Sulasmo Sudarno,CEO Aksaramaya. Sulasmo menyampaikan bahwa minat baca penduduk Indonesia masih sangat rendah, hanya 8 % penduduk yang mengakses perpustakaan. Kondisi rendahnya minat baca kemudian hadirnya teknologi internet bisa semakin menurunkan minat baca jika tidak ada strategi khusus dalam pengelolaan perpustakaan. Melihat perkembangan dunia digital saat ini, perpustakaan harus berinovasi untuk mampu memberikan layanan informasi kepada pemustaka yang sebagian besar merupakan pengguna internet.
Meskipun informasi sangat mudah didapatkan melalui internet, profesi pustakawan akan tetap bertahan karena mempunyai landasan hukum yang kuat (dilindungi undang-undang) dan banyaknya berita di internet membutuhkan validasi. Informasi yang tidak valid tidak bisa dipercaya oleh publik. Disinilah peran pustakawan yang sangat diperlukan untuk melakukan validasi. Informasi yang tersedia di perpustakaan jika tervalidasi bisa dipertanggungjawabkan dan dipercaya oleh publik. Sehingga peran pustakawan dan perpustakaan di era digital ini menjadi sangat penting.
Pengembangan iLibrary sebagai solusi untuk mendekatkan pemustaka yang sebagian besar merupakan pengguna internet. iLibrary hadir untuk menyatukan masyarakat dalam sebuah komunitas membaca dan publikasi buku secara digital. Fungsi iLibrary terbagi menjadi 5, yaitu public service, creativity centre, information center dan cyber society. Fungsi public service yaitu penyediaan bahan bacaan yang ringan, menyenangkan dan mudah diakses tanpa batas oleh masyarakat serta mengakses bahan bacaan. Creativity center yaitu media publikasi karya (buku) milik masyarakat yang dapat diawasi dan dinikmati oleh masyarakat (dari warga untuk warga). Information centre, yaitu sebagai media yang cepat dan mudah dalam penyampaian informasi, peraturan, kebijakan ke masyarakat yang dikelola sendiri. Cyber society yaitu membangun interaksi antar masyarakat melalui fitur sosial media dalam koridor keilmuan dan kesopanan di buku.
Kementerian Pertanian melalui PUSTAKA telah mengembangkan iLibrary yang diberi nama iTani. Fitur-fitur utama iLibrary termasuk iTani yaitu Koleksi, ePustaka, Feeds,Rak Buku, Notifikasi. Koleksi menampilkan koleksi eBook yang dapat diunduh dan dibaca oleh pengguna aplikasi iLibrary. ePustaka merupakan fitur unggulan iLibrary dimana setiap orang bisa mengakses perpustakaan digital dengan koleksi yang beragam. Feeds untuk menemukan informasi buku-buku terbaru koleksi ePustaka yang ada di iLibrary dan dapat mencari tahu buku terbaru milik teman. Rak buku untuk melihat koleksi buku yang dipinjam. Notifikasi digunakan untuk mengirimkan pesan secara khusus dari pengguna iLibrary yang telah menjadi teman atau adm iLibrary.
Sulasmo juga menyampaikan bahwa pengembangan iLibrary di sekolah terdiri dari epustaka sekolah, digital corner sekolah dan edukasi berbasis konten. Melalui ePustaka, para siswa dan guru diwajibkan menajadi anggota ePustaka sekolah dan meminjam buku. Aktivitas yang bisa dilakukan di ePustaka berupa ulasan buku dan program literasi sekolah. Program digital corner sekolah merupakan pengembangan fungsi perpustakaan dan ruang publik dengan konsep dynamic library yang menyatukan perpustakaan konvensional, aplikasi digital library dan ruang diskusi. Aktivitas melalui digital corner yaitu mengakses buku cetak dan digital, akses video edukasi dan diskusi. Edukasi berbasis konten merupakan ruang kelas digital yang berisikan konten-konten edukatif seperti eBook maupun audio/video yang dapat diakses melalui atau tanpa akses internet. Pengembangan aplikasi iLibrary ini ke depan akan ada eNews yaitu merupakan modul yang dikembangkan di dalam aplikasi iLibrary yang berfungsi untuk membaca berita di dalam fitur Feeds.
iLibary merupakan pengembangan perpustakaan digital yang sangat memudahkan pemustaka untuk memperoleh informasi melalui smartphone yang dimiliki. PUSTAKA telah memiliki iTani bisa dijadikan sarana penyebaran informasi pertanian kepada masyarakat luas. Oleh karena itu sosialisasi dan promosi iTani harus terus menerus dilakukan.