Manggis, si buah manis ini memang di kenal sebagai buah segar yang menggiurkan, selain mengandung banyak manfaat untuk kesehatan, manggis memiliki peluang usaha yang potensial. Permintaan manggis dari pasar dalam negeri dan ekspor sangat tinggi. Salah satu kunci keberhasilan budidaya manggis adalah pengelolaan secara intensif. Untuk dapat mempertahankan kualitas manggis, Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian melakukan pendampingan kepada kelompok petani binaan dalam kegiatan Perpustakaan Khusus Berbasis Inklusi Sosial (PKBIS) di wilayah Desa Sadeng Kecmatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor pada 9 Mei 2023.
Kegiatan yang ini diikuti oleh 20 orang petani tersebut menghadirkan narasumber peneliti manggis Jawal Anwarudin Syah dan Noveria Syafrina dari Badan Riset Inovasi Nasional untuk dapat memecahkan masalah menurunnya produktivitas manggis dalam dua tahun terkahir ini di Desa Leuwisadeng. Dalam penjelasannya, narasumber menyatakan bahwa dalam menghasilkan manggis berkualitas, banyak kendala yang dihadapi para petani, diantaranya yaitu hama dan penyakit serta kendala iklim, seperti yang dialami oleh kelompok tani Bina Warga Tani Desa Sadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor.
Dalam pendampingan tersebut Jawal mengungkap bahwa sebelum China membuka kran impor manggis, harga manggis berada di kisaran harga yang rendah, kini harganya dapat mengalami peningkatan setelah China membuka kran impor untuk buah manggis. Kriteria standar mutu ekspor manggis, ungkap Jawal meliputi warna kulit buah seragam dengan kelopak yang masih hijau dan segar, tidak rusak, bersih, bebas dari hama penyakit, tidak terdapat getah kuning pada kulit dan tangkai buah serta daging buah berwarna putih bersih
Lebih lanjut Jawal membeberkan bahwa rendahnya kualitas buah manggis tersebut disebabkan antara lain oleh adanya getah kuning pada buah dan penanganan panen yang tidak sesuai dan pengaruh cuaca dan iklim yang disebabkan perubahan iklim global.
Getah kuning pada buah manggis menyebabkan buah tidak mulus dan penampilannya kurang menarik. Getah kuning yang masuk ke dalam daging buah juga menyebabkan rasa tidak enak dan pahit. Munculnya getah kuning pada buah manggis dapat terjadi sebelum maupun setelah panen. getah kuning yang muncul setelah panen akibat penanganan panen yang kurang baik sejak pemetikan buah sampai ke konsumen, sedangkan penyebab keluarnya getah kuning yang terjadi sebelum panen pada awalnya tidak diketahui secara pasti, selain itu dapat juga karena tanaman dekat dengan air atau tanaman berbuah pada musim kemarau namun tiba-tiba hujan deras sehingga buah yang bergetah meningkat, tanaman berada pada Ca rendah sehingga banyak tanaman yang bergetah,
Salah satu cara mengatasi getah kuning adalah dengan pemberian air secara tetes terus menerus selama fase perkembangan buah sampai panen sehingga dapat mengurangi persentase getah kuning pada kulit bagian luar maupun kulit bagian dalam buah manggis.Agar manggis dapat berkualitas harus terhindar dari penyakit, manggis harus sehat sehingga kualitas buahnya bisa bagus.
Disamping itu, pengaruh perubahan iklim global sangat mempengaruhi produktivitas manggis yang dihasilkan. Tanaman manggis memerlukan periode kering sebelum masa panen tiba. Periode kering ini memicu produksi buah manggis lebih tinggi.
Selanjutnya Jawal berharap semoga tim dari Pustaka dapat membantu petani dalam mengkomunikasikan tatacara persyaratan ekspor ke Badan Karantina Pertanian sehingga bisa mendapatkan kemudahan dalam proses ekspor manggis.
Dalam kesempatan tersebut Tim dari Pustaka, Vivit Wardah Rufaidah memberikan strategi dalam pencarian informasi pertanian bagi petani baik melalui informasi tercetak yang sudah disediakan Pustaka melalui pojok baca di Posluhdes Sadeng, maupun melalui internet dengan pengenalan akses ke repositori pertanian yang dikelola Pustaka.
Selain itu Pustaka juga menggelar side event berupa Pojok Literasi, dimana para petani dapat berkonsultasi dengan tim Pustaka untuk memilih buku bacaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tim Pustaka adakan memberikan petunjuk dimana mereka bisa mendapatkan informasi tersebut, apakah melalui aplikasi perpustakaan, website, media sosial, bahkan dapat buku secara fisik. Para petani dapat memilih buku yang dibutuhkan.