Hingga saat ini beras masih menjadi komoditas pangan terpenting dan paling banyak dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia, bahkan penduduk dunia. Saat ini rata-rata konsumsi beras di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia, mencapai 130 kg per kapita per tahun ataulebih dari dua kali lipat konsumsi rata-rata dunia yang hanya 60 kg per kapita per tahun.
Isu yang muncul dan berkembang sepanjang tahun 2012 dan 2013 terkait dengan impor beras yaitu dugaan adanya cemaran arsenik (As) pada beras impor dari Thailand serta masuknya beras dari Vietnam yang dicurigai ilegal karena mutu dan peruntukannya yang tidak sesuai. Terkait dengan beras yang mengandung arsenik, Badan Litbang Pertanian telah meneliti kandungan arsenik pada beras yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia untuk mengetahui kemungkinan adanya cemaran arsenik pada beras lokal. Seperti diketahui akumulasi As di dalam tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan yang cukup serius, di antaranya arsenikosis, gangguan kulit dan pernapasan, bahkan bisa menyebabkan kanker.
Penelitian cemaran As dalam beras menyimpulkan bahwa beras giling Indonesia mengandung cemaran As antara 0,05 hingga 143 �g/kg dengan nilai rata-rata kurang dari 10 �g/kg. Nilai ini terbilang aman karena jauh di bawah nilai yang diusulkan oleh Codex Committee on Contaminant inFoods (CCCF) sebesar 200 �g/kg.
Melihat keadaan tersebut di atas maka program penganeka konsumsiragaman pangan merupakan solusi yang tepat dan konkret untuk diimplementasikan dalam mendukung ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan. Program ini bisa dilakukan dengan mendorong percepatan diversifikasi konsumsi pangan nonberas dari sumber daya lokal. Konsep dan kebijakan diversifikasi pangan yang dicanangkan oleh pemerintah sudah sangat matang dan jelas. Apalagi kekayaan sumberdaya hayati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan baku pangan alternatif pengganti atau substitusi beras banyak tersedia. Namun, konsumsi pangan utama masyarakat masih saja bertumpu pada beras.
Informasi ini dimuat pada artikel Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian ---> Vol.36 No.3 Th. 2014 . Artikel tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka.