Mengupas tanaman rempah yang satu ini memang tidak akan ada habisnya, tanaman jahe. jika kita telisik lebih dalam, jahe tidak hanya bermanfaat sebagai bumbu dapur saja. Sejak jaman nenek moyang kit dahulu, jahe sudah ada. Berabad-abad lamanya, tanaman herbal ini sudah dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Dalam sebuah jurnal US National Library of Medicine National Institutes of Health - disebutkan bahwa, jahe memiliki potensi untuk mengobati sejumlah penyakit termasuk gangguan degeneratif (radang sendi dan rematik). Pada area dataran tinggi, jahe digunakan untuk menghangatkan tubuh.
Jahe masuk dalam anggota Zingiberaceae. berkerabat dengan tanaman herbal lain, seperti kencur, kunyit, dan lengkuas berasal dari Asia Tenggara, tentu sebagai orang Indonesia jahe terbilang mudah untuk mendapatkannya. Disebutkan juga jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang paling sehat di dunia sehingga banyak orang di luar Asia yang membutuhkan baik dalam bentuk bubuk atau masih utuh. Tidak sedikit orang yang mengimpor olahan dari tanaman ini karena permintaan yang tinggi.
Nama Lain dan ciri-ciri jahe
Indonesia negara kepulauan memiliki banyak provinsi, sebutan jahe bermacam-macam, tergantung daerahnya, nama lain dari jahe di beberapa wilayah adalah Halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate). selain memiliki nama lainm jahe juga memiliki ciri-ciri khusus. Tanaman ini termasuk dalam tema berbatang semu dengan tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu.
Perbungaan berupa malai tersembul di permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm, mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm. Kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik.
Penyebaran Tumbuhan
Seperti tumbuhan lainnya, dahulu tumbuhan ini berasal dari Asia Pasifik yang tersebar di India dan China. Habitat tanaman Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 - 2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl. Terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan di pekarangan. Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan.
Kandungan kimia : Minyak asiri dalam jahe terdiri atas n-nonylaldehide, dcamphene, dâ-phellandrene, methyl heptenone, cineol, d-borneol, geraniol, linalool, acetates, caprylate, citral, chavicol dan zingiberene. Selain itu juga mengandung resin dan serat. Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang Cara kerja: 1. Bersifat sebagai insektisida 2. Penolak (repellent) Khasiat lain: Tumbuhan ini berguna juga untuk karminatif (peluruh kentut) anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
Jenis Tanaman Jahe
Ada 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
1) Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
2) Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. 3) Jahe merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
MANFAAT TANAMAN
Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe.Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Manfaat Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami.
Kandungan kimia
Minyak asiri dalam jahe terdiri atas n-nonylaldehide, dcamphene, dâ-phellandrene, methyl heptenone, cineol, d-borneol, geraniol, linalool, acetates, caprylate, citral, chavicol dan zingiberene. Selain itu juga mengandung resin dan serat. Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang. Kandungan kimia dalam tanaman jahe dapat bersifat sebagai insektisida serta Penolak (repellent). (diolah dari berbagai sumber)