Hari Jumat 20 Oktober 2022, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Masterplan Smart Library Kementerian Pertanian (Kementan). Acara diselenggarakn secara hybrid (luring dan daring). Peserta onsite bertempat di ruang rapat PUSTAKA lantai 2C.
Peserta FGD terdiri dari Pustakawan, Koordinator dan Subkoordinator lingkup PUSTAKA dan beberapa undangan lingkup Kementan diantaranya Biro Humas dan Informasi Publik, Pusat Data dan Informasi, Pusat Penyuluhan Pertanian, dan Pusat Pelatihan Pertanian. Sedangkan dari luar Kementan antara lain Kementerian Komunikasi dan Informatika, Direktorat RMPI BRIN, dan Perpustakaan IPB University.
Hadir secara onsite, Kepala Perpustakaan IPB University, Pudji Muljono, dan narasumber dari Departemen Ilmu Komputer, IPB University, Firman Ardiansyah. Secara daring hadir juga Dr. Wahyu Suprapti selaku coach Proyek Perubahan Kepala PUSTAKA pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional II .
Acara dibuka oleh Riko Bintari, Koordinator Perpustakaan. Dalam memulai pemaparannya, Gunawan, Kepala PUSTAKA mengajukan pertanyaan “Setelah ada Google, apakah perpustakaan masih diperlukan? Google cenderung instan. Kalau masih konvensional layanannya, perpustakaan akan ditinggalkan. Perlu layanan yang cepat, adaptasi teknologi mutlak diperlukan.”
Smart library, suatu aplikasi yang efektif untuk pengguna secara personal, menjadi jawaban. Informasi cepat, tepat, akurat menjadi pilihan pemustaka. Melalui smart library, pemustaka seperti mempunyai perpustakaan dan pustakawan pribadi. Informasi yang menjadi preferensi atau peminatan pemustaka akan terus diberikan. Berawal dari tiap entitas nantinya akan menjadi komunitas dengan peminatan yang sama. Hal ini nantinya mengarah pada minat pemustaka yang bisa mengarah pada komunitas dengan peminatan tertentu.
Firman Ardiansyah, mengapresiasi Masterplan Smart Library Kementerian Pertanian. Tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna, perlu diperhatikan. Klasifikasi pengguna menjadi hal penting, karena setiap pengguna memiliki kebutuhan informasi yang spesifik. Dalam pencarian informasi, pengguna membutuhkan guidance informasi yang menarik dan respon yang cepat dari penyedia informasi.
Firman memberikan komentar bahwa statistik pengguna perlu digali misalnya alasan berapa kali mencari informasi, apakah datang kembali dan berapa lama stay di aplikasi. Hal ini bisa dikaji lebih lanjut. Pengguna mempunyai karakteristik, pengetahuan, penelusuran dan bahasa yang berbeda. Perlu sekali untuk personalisasi yang “clear” sehingga pengguna mendapat informasi yang tepat. Sebagai langkah awal, pustakawan dapat merespon kebutuhan pengguna dengan chatbox untuk memberi tanggapan. Selanjutnya memberi informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
FGD ini sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat perwujuduan smart library di Kementan. Berbagai masukan berharga yang diberikan oleh narasumber maupun peserta akan menjadi catatan penting untuk memperbaiki masterplan smart library.