Lada banyak diusahakan petani dalam bentuk perkebunan kecil, namun produktivitasnya masih rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas ialah dengan penyediaan bibit berkualitas melalui pembibitan lada yang baik. Tanaman lada dapat diperbanyak secara generative dengan biji dan secara vegetative dengan setek. Perbanyakan menggunakan setek lebih praktis, efisien, dan bibit yang dihasilkan sama dengan sifat induknya.
Untuk menghasilkan tanaman lada yang tumbuh baik pada tanaman penegak, sebaiknya digunakan bahan tanaman yang berasal dari sulur panjat. Setek lada dari sulur panjat diperoleh dari tanaman yang belum berproduksi pada umur 6-9 bulan, pohon induk dalam keadaan pertumbuhan aktif dan tidak sedang berbunga atau berbuah. Bahan tanaman untuk bibit sebaiknya berasal dari tanaman yang tumbuh kuat, daunnya berwarna hijau tua, tidak menunjukkan gejala kekurangan hara maupun serangan hama dan penyakit. Bahan tanaman dapat diambil dari kebun perbanyakan atau kebun produksi yang masih muda.
Selain itu melalui Lada Setek Satu Ruas dan Pembibitan Perdu, Setek lada satu ruas berdaun tunggal ditanam di polibag lalu disiram dan disungkup dengan plastik warna biru/merah. Setelah satu minggu disungkup, setiap dua hari sekali dibuka satu hari, kemudian ditutup lagi satu hari, demikian terus dilakukan sampai pertumbuhan tunas merata. Dan Pembibitan Perdu menguntungkan karena tanpa menggunakan tiang panjat, pemeliharaan tanaman dan panen lebih mudah, berproduksi lebih awal, populasi tanaman lebih banyak, dan dapat ditanam secara tumpang sari. Untuk menjamin ketersediaan bibit lada perlu dibangun kebun induk lada. Kebun induk tersebut bisa sekaligus berfungsi sebagai kebun produksi. Tanaman lada dipangkas secara periodik agar tumbuh tunas baru sebagai bahan tanaman untuk sumber bibit.
Informasi ini merupakan salah satu artikel yang tercantum dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian >> Vol.37 No.2 tahun 2015