Pala merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, tanaman yang memiliki nama latin (Myristica fragrans Houtt) ini membutuhkan iklim konstan pada masa pertumbuhannya. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai ekonomisnya adalah mengolahnya menjadi minyak Asiri, bagaimana caranya?
Bahan baku membuat minyak asiri adalah daging buah, kulit penutup biji (fuli), dan biji pala. Namun, kandungan minyak asiri lebih banyak pada fulinya. Buah terbaik adalah buah pala muda berumur tiga bulan. Pada umur tersebut, minyak asiri yang dihasilkan mencapai 15%. Agar biji pala cepat kering, buah yang dipanen dikeringkan terlebih dahulu, kemudian pisahkan biji dari daging buahnya. Pemisahan dilakukan dengan cara membelah buah. Selanjutnya, biji dicungkil agar terpisah dari daging buah. Jika masih melekat keras, rendam belahan buah hingga daging terasa lunak dan mudah dipisahkan.
Setelah terpisah, pipihkan daging buah dan hamparkan di atas penjemuran. Keringkan pula biji pala yang telah bersih dari daging buah. Pengeringan dapat dilakukan secara alami dengan bantuan sinar matahari. Jika cuaca mendung, pengeringan dapat dilakukan dengan pengovenan atau pengasapan. Suhu lingkungan hendaknya tidak melebihi 45 °C. Pada suhu tersebut, lemak buah pala akan mencair sehingga akan terbuang. Daging pala kering memiliki kadar air antara 10—12%, sedangkan biji pala 14%. Biji pala kering ditandai dengan suaranya yang gemerecak saat digoyang-goyang. Setelah kering, masukkan buah pala bersama hancuran biji pala. Masukkan bahan baku kasar tersebut dalam kain blacu dan siap untuk disuling.
Proses pembuatan minyak pala dilakukan dengan cara penyulingan. Proses penyulingan diawali dengan memasukkan air terlebih dahulu hingga batas yang diinginkan. Pada water and steam distillation, air dimasukkan hingga mendekati batas sarangan. Selanjutnya, masukkan bahan ke dalam ketel suling. Sebelum proses penyulingan dimulai, pastikan bahwa semua sambungan, lubang inlet maupun outlet telah tertutup rapat. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kebocoran yang berakibat keluarnya semburan liar uap dan terbuangnya uap asiri.
Selanjutnya, pastikan bahwa air dalam kondensor telah tersedia dalam jumlah yang diperlukan. Ketersediaan air ini penting untuk memperlancar proses kondensasi. Setelah semua instalasi dipastikan aman dan bekerja dengan baik, nyalakan api hingga suhu dan tekanan mencapai ukuran yang diinginkan. Segera setelah air mendidih, minyak sudah dapat terlihat pada tabung pemisah. Adapun lama penyulingan mesin penggiling (disc mill) untuk memerkecil ukuran bahan. Agar seragam, hancurkan pula fuli kering dan sangat tergantung dari banyaknya bahan dan kapasitas ketel. Minyak yang keluar segera ditampung dalam wadah penampung dengan membuka keran pada tabung pemisah. Konstruksi wadah penampung hendaknya dapat menghindari penguapan yang lebih banyak, misalnya menggunakan botol dengan mulut yang kecil. Selain itu, usahakan agar suhu pada wadah penampung antara 20—25° C untuk menghindari penguapan.(sumber : pertanianku.com)
Link terkait
https://www.pertanianku.com/membuat-minyak-dari-tanaman-pala/