Itik alabio (Anas platyrhynchos Borneo) merupakan salah satu unggas lokal Kalimantan Selatan yang mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur. Itik alabio memiliki ciri fenotipik yang berbeda dan performa yang beragam dibanding itik lokal lain di Indonesia. Namun, di antara itik-itik lokal tersebut terdapat itik yang lebih unggul karena secara genetik memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan setempat. Itik alabio memiliki keragaman yang tinggi, baik sifat kualitatif (warna bulu, paruh, kaki, dan cakar, serta bentuk tubuh), maupun sifat kuantitatif seperti bobot badan dewasa, lama produksi telur, umur pertama bertelur, puncak produksi, daya tunas, daya tetas, dan bobot tetas.
Keragaman yang tinggi tersebut merupakan salah satu modal utama untuk meningkatkan produktivitas itik alabio dan dapat dilestarikan sebagai materi genetik untuk digunakan dalam program pemuliaan ke depan. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui pemuliaan yang terarah dan terstruktur sehingga diperoleh kualitas genetik yang prima. Pemanfaatan keragaman itik alabio di tingkat lapang masih sebatas pada penilaian tampilan bagian luar, baik untuk itik alabio betina maupun jantan. Penilaian tersebut didasarkan pada pengalaman dan kearifan lokal yang dimiliki peternak sehingga belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Artikel ini dimuat pada Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian --> Vol.32 No.3 Th. 2013. Jurnal tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka. [mf/ebe]