Siapa sangka limbah ulat sutra dapat dimanfaatkan untuk pupuk hayati kedelai. Limbah ulat sutra bisa kita manfaatkan menjadi pupuk hayati yang bermanfaat untuk menutrisi tanah agar tanaman subur. Seperti halnya tanaman kedelai yang diberi pupuk hayati dari limbah ulat sutra menjadi tumbuh subur dan seperti yang diharapkan petani.
Apakah Manfaatnya?
Kombinasi pemberian limbah ulat sutra sebagai pupuk hayati dan pupuk an organik memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman. Pemberian pupuk NPK Pelangi 250 kg ha1 + 150 ml, limbah ulat sutra yaitu 60,23 cm dapat mempengaruhi tinggi tanaman.
Tinggi tanaman diduga karena pemberian dosis sudah mencukupi kebutuhan hara pada tanaman kedelai terutama unsur N, dimana limbah ulat sutra sebagai pupuk hayati secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro. Sisa hasil penyemprotan limbah ulat sutra yang diserap oleh tanah dapat berperan dalam menguraikan bahan organik tanah, dimana bahan organik tanah ini mengandung beberapa komponen zat seperti N, P, S dan Mg dan unsur hara lain yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhannya.
Mengapa harus Limbah Ulat ?
Limbah ulat sutera merupakan bahan yang bermanfaat sebagai pupuk organik untuk memperbaiki kualitas lahan serta meningkatkan produksi tanaman kedelai. Selain itu limbah ulat sutera pun memiliki unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman kedelai.
Bagaimana pengolahannya yaa??
Pemanfaatan limbah ulat sutera sebagai pupuk organik dapat dilakukan dengan melakukan proses pengomposan. berikut alat dan bahannya, yaitu :
Alat :
- Gunting atau alat pemotong daun dan ranting
- Cangkul
- Ubin yang kering atau plastik dengan ketebalan 20-30 cm
- Karung goni
Bahan :
- EM-4
- larutan gula
- 1 liter air tanah (non khlor)
- daun dan ranting murbei
- pupuk kandang ( kotoran sapi dan sekam)
- kotoran ulat
- dedak
Cara Mengolah :
Pembuatan kompos dilakukan dengan tahapan kerja sebagai berikut (Mindawati et al., 1997):
- Larutan bahan fermentasi dengan komposisi 2 ml EM-4 + 2 ml larutan gula, dilarutkan dengan satu liter air tanah.
- Daun dan ranting murbei dipotong menjadi sekitar 4 cm lalu kotoran ulat dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Keseluruhan bahan kompos dicampur dedak dengan perbandingan 10:1, diaduk merata menggunakan cangkul.
- Larutan EM-4 disiramkan ke tumpukan bahan limbah hingga kompos dapat dikepal, dan tangan dibuka akan tetap menyatu, tetapi bila disentuh kembali bahan kompos akan menjadi remah.
- Adonan tersebut diletakkan di atas ubin atau dialas plastik dan ditutup dengan karung goni. Suhu pengomposan yaitu antara 40-50ºC dan diinkubasi selama 7 hingga 10 hari dengan tetap menjaga kelembaban sekitar 50% tanpa penutup.
Bagaimana Proses Pemupukannya?
- Pupuk limbah ulat sutera diberikan pada saat 10 hari setelah tanam (hst)
- Dilakukan setiap 10 hari dengan takaran sesuai perlakuan. Pemeliharaannya seperti pemupukan, penyiangan, dan penyulaman.
- Pemberian pupuk bisa dengan cara ditaburkan disekitar tanaman ataupun ditanam dilubang tanam sebelum bibit tanaman dimasukan.
Aplikasi
- Gunakan 10 hari setelah tanam (hst)
- Dapat ditaburkan disekitar tanaman/ditanam dilubang tanam sebelum bibit tanaman dimasukan.
Link terkait :
http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8856