eiring dengan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pangan masyarakat serta paradigma sehat, yaitu dari pengobatan ke pencegahan, maka pengetahuan tentang pangan dan gizi sangat diperlukan. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pangan masyarakat telah berdampak terhadap peningkatan penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus (DM) dan hipertensi. DM ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme insulin. Indeks glikemik (IG) merupakan suatu ukuran untuk mengklasifikasikan pangan berdasarkan pengaruh fisiologisnya terhadap kadar glukosa darah. Nilai IG produk pangan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain kadar serat pangan, kadar amilosa dan amilopektin, kadar lemak dan protein, daya cerna pati, dan cara pengolahan. (lihat juga: Nilai Indeks Glikemik (IG) VS Diabetes Mellitus (DM) )
Nilai IG produk pangan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain kadar serat pangan, kadar amilosa dan amilopektin, kadar lemak dan protein, dan cara pengolahan. Pengaruh faktor-faktor tersebut umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi sehingga sulit menentukan faktor yang paling dominan memengaruhi nilai IG akhir. Penderita DM dapat memilih produk pangan yang akan dikonsumsi yang memiliki IG rendah. Produk pangan yang IG-nya rendah antara lain dicirikan oleh tingginya nilai/kadar serat pangan total, rasio amilosa/amilopektin, serta kadar lemak dan protein.(Lihat juga: Peran Pangan Indeks Glikemik Rendah)
Informasi lengkap dari artikel ini dapat diakses di Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian --> Vol.32 No.3 Th. 2013. Jurnal tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka.[mf/ebe]