Jerami padi merupakan salah satu hasil samping pertanian yang tersedia melimpah dengan produksi pada tahun 2013 mencapai 138,3 juta t/ha dengan asumsi produksi jerami 10-12 t/ha. Dari jumlah tersebut, baru 30-40% yang digunakan untuk pakan ternak, sisanya dibakar setelah panen. Jerami dapat dimanfaatkan menjadi bahan pakan dengan pengkayaan nutrisi. Pemotongan jerami padi dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan sabit. Namun, kegiatan ini membutuhkan waktu lama sehingga diperlukan alat/mesin untuk mempercepat proses tersebut.Pemotongan jerami padi bertujuan untuk memperkecil ukuran sehingga memungkinkan untuk menambahkan suplemen secara merata selain mempercepat proses pembuatan pakan.
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian telah mengembangkan mesin pencacah jerami dengan menggunakan sistem pemotongan pisau putar yang dapat berputar secara vertikal dengan arah gerak batang jerami. Pencacahan dengan mekanisme ini dapat menghasilkan potongan jerami yang seragam sesuai dengan jarak pisau potong. Dari hasil pengujian, penerapan mesin pencacah jerami dapat meningkatkan produktivitas kerja petani, yang biasa mencacah jerami padi menggunakan sabit dengan kapasitas 5-6 kg jerami kering/jam menjadi 401,13 kg/jam. Unjuk hasil uji kerja mesin pencacah jerami kering dengan putaran 1.500 rpm, kapasitas pencacahan mencapai 401%, persentase cacahan 2-5 cm sebanyak 93%, konsumsi bahan bakar 1,32 liter/ jam, dan tingkat kebisingan mesin 85 dB. Pengembangan mesin pencacah jerami padi ini diharapkan dapat menunjang proses penyediaan pakan secara kontinu. Pengoperasiannya dapat dilakukan oleh petani/peternak secara berkelompok.
Informasi ini merupakan salah satu artikel yang tercantum dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian ----> Vol.36 No.5 Th. 2014 yang dapat dilihat di sini.