Mendengar kata Sagu pasti langsung teringat makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah Indonesia Timur. Biasanya sagu diolah menjadi papeda atau sagu bakar. Namun, apa jadinya jika sagu diolah menjadi mie ? ternyata rasanya lezat.
Mie sagu memiliki karakteristik yang berbeda dengan mie yang terbuat dari terigu, berukuran lebih besar dan lebih transparan. Teksturnya juga lebih kenyal daripada mie dari terigu. Satu hal penting yang membedakan mie sagu dengan mie dari terigu adalah manfaat kesehatannya. Mie sagu tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan saja. Bahan makanan ini juga bisa diolah menjadi berbagai macam hidangan. Selain itu, mie sagu juga lebih tahan lama dibandingkan mie dari terigu, walaupun tidak diolah menggunakan bahan pengawet.
Mie sagu mengandung "resistant starch" pati yang tidak tercerna oleh saluran pencernaan manusia. Kadar Resistant starch dalam mie sagu bahkan 3-4 kali lebih banyak dibandingkan kandungan resistant starch dalam mie yang dibuat dari tepung terigu. Resistant starch ini bekerja sebagai prebiotik dan menurunkan indeks glikemik mie sagu, sehingga konsumsi mie sagu tidak akan meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan cepat. Dengan kata lain, mie sagu cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. Selain itu, manfaat lain dari mie sagu adalah mencegah sembelit, melancarkan pencernaan, dan mencegah kanker usus, meningkatkan kesehatan tulang dan sendi, dan mencegah darah tinggi. Karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, sagu juga merupakan sumber energi yang baik. Itulah sebabnya mie sagu terasa mengenyangkan dan sering dikonsumsi sebagai sajian saat sarapan.