Dalam upaya menjawab tantangan ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian terus menggulirkan berbagai program strategis. Di tengah tantangan lahan pertanian yang kian terbatas, harapan baru tumbuh di lahan rawa. Pada 15 April 2025, Pustaka Kementerian Pertanian menghadirkan semangat baru melalui Virtual Literasi Brigade Pangan. Tema yang diangkat adalah Mengenal Buku Saku Brigade Pangan Edisi 2. Budi daya Padi di Lahan Rawa.
Dalam sambutannya Muchlis mengungkap bahwa buku yang diterbitkan oleh Pertanian Press 2025 ini merupakan kelanjutan dari Buku Saku Brigade Pangan Edisi Pertama. Melalui kegiatan literasi yang menyasar penyuluh dan petani, buku ini menjadi panduan cerdas untuk mengubah rawa mempunyai nilai ekonomi tinggi melalui pemanfaatan lahan rawa sebagai potensi baru untuk budidaya padi. Buku berjudul “Budi Daya Padi di Lahan Rawa” tidak hanya menawarkan strategi jitu bercocok tanam di lahan rawa, tetapi juga menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengedukasi dan memberdayakan petani dari hulu ke hilir.
Menurutnya program Brigade Pangan diharapkan mampu mempercepat tercapainya target swasembada pangan sebagaimana yang dicanangkan oleh Presiden. Muchlis menyampaikan bahwa lahan rawa sering kali dianggap sebagai lahan marginal yang sulit diolah, ”Namun, dengan penerapan teknologi dan metode pengelolaan yang tepat, lahan rawa dapat menjadi solusi dalam meningkatkan produksi pangan nasional.” ungkapnya.
”Tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada keberlanjutan ekosistem pertanian, termasuk optimalisasi lahan rawa sebagai sumber daya yang potensial. Pemanfaatan lahan rawa secara optimal merupakan solusi atas keterbatasan lahan produktif. Lahan rawa memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif,” tambah Muchlis.
Prof. Dedi Nursyamsi narasumber pada kegiatan ini, mengungkapkan bahwa salah satu upaya mendongkrak produktivitas pangan yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah dengan peningkatan luas tambah tanam padi gogo, optimasi lahan rawa, pencetakan sawah baru (cetak sawah rakyat) serta program Brigade Pangan yang merupakan program andalan untuk mendongkrak produktivitas pangan kita .
Dedi menambahkan kegiatan brigade pangan salah satunya optimasi dan cetak sawah baru di lahan rawa. Untuk dapat mengoptimalkan lahan rawa, para penyuluh dan petani harus memahami dan mengenal lahan rawa terlebih dahulu.
“Ada dua jenis lahan rawa yang harus dikenali yaitu Lahan Rawa Pasang Surut terletak di tepi pantai, dekat pantai, muara sungai atau dekat muara sungai serta tergenangi air yang dipengaruhi pasang surut air laut. Selanjutnya Lahan Rawa Lebak yang mempunyai genangan air dengan tinggi muka air 50—200 cm dalam jangka waktu tiga bulan sampai hampir setahun. Lahan rawa ini terletak pada daerah cekungan dan terlepas dari pengaruh gerakan pasang surut sungai/laut.” jelasnya.
“Penyuluh dan anggota Brigade Pangan perlu mengenal lahan rawa dan harus memiliki pengetahuan dalam pengelolaan air lahan rawa, penataan lahan rawa, ameliorasi dan pemupukan berimbang, pemilihan varietas, pengendalian OPT serta mekanisasi di lahan rawa. Semua informasi tersebut bisa di dapatkan melalui buku saku Brigade Pangan edisi 2. ‘ ungkapnya. Selesai paparan dilanjutkan dengan diskusi dan pengenalan akses ke repository pertanian.