Degradasi lahan, meningkatnya hama penyakit tanaman, penurunan mikroorganisme di dalam tanah serta penurunan kualitas kesehatan manusia merupakan dampak negatif atas penggunaan pupuk dan pestisida kimia berlebihan. Permasalahan ini tentunya perlu diketahui oleh masyakarat. Salah satu cara mengedukasinya yaitu melalui program literasi kepada para petani dan kelompok Wanita tani dalam mengatasi permasalahan tersebut. Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) pun ikut berperan dengan melakukan pendampingan dan bimbingan pembuatan pupuk organik pada 17 Juli 2023.
Kegiatan dilaksanakan di wilayah Kampung Durian Rancamaya Bogor yang merupakan salah satu wilayah pendampingan PerPUSTAKAan Khusus Berbasis Inklusi Sosial (PKBIS). PUSTAKAwan Madya PUSTAKA, Juznia mengungkapkan bahwa salah satu tupoksi PUSTAKA yaitu melaksanakan literasi pertanian. Untuk itulah tim PUSTAKA dan dirinya hadir untuk meliterasi petani dan KWT mengenai pembuatan Fermentasi Limbah Organik Padat (Flop). Selanjutnya Juznia berpesan kepada para peserta agar supaya mengaplikasikan materi yang telah diberikan oleh narasumber.
Dalam kegiataan tersebut hadir Perekayasa Ahli Muda, Entis Sutisna serta Fungsional Umum Riki Ruhimat, keduanya dari Balai Riset dan Inovasi Nasional. Dalam kesempatan tersebut, Entis mengungkap bahwa tahapan pembuatan Fermentasi Limbah Organik Padat dimulai dengan pengumpulan limbah organik pertanian seperti daun-daun kering, jerami, limbah tanaman jagung, limbah leguminosa, dll.
“Untuk pembuatan 1 ton diperlukan 600 kg limbah pertanian, selanjutnya limbah-limbah tersebut di ditampung dan disortir dari bahan material non organik. Tahap selanjutnya dilakukan penggilingan bahan organik dengan mesin pencacah/coper agar tekstur yang dihasilkan lebih halus” ungkap Entis.
Kemudian ditambah dengan kotoran hewan bisa berupa kotoran sapi atau kambing sebanyak 250 kg, selanjutnya diberi tambahan biochart (arang sekam/batok) 50 kg, kasgot 50 kg, zeolit 40 kg, kapur 10 kg, B-plop/dekomposer 2kg (hasil penelitan BRIN) serta air secukupnya
Entis juga menjelaskan bahwa perbandingan penggunaan bahan bahan tersebut sekitar 60 % daun kering serta 40 % bahan pendukungnya. Selanjutnya alat yang diperlukan adalah cangkul, garpu, sekop dan gacok. Plastik hitam kompos 10 m. Ember/selang untuk siram.
Praktek pembuatan Flop ini menarik perhatian para petani dan Kelompok Wanita Tani dari wilayah Rancamaya dan Bojongkerta. Mereka terlihat antusias, bahkan menyampaikan aspirasinya untuk dilaksanakan bimbingan selanjutnya.
Kegiatan Penguatan Literasi ini juga dilengkapi dengan pojok Literasi, para petani dapat berkonsultasi dengan tim dari PUSTAKA terkait fasilitas dan layanan PUSTAKA. (Rep TP)