Adakah diantara kita yang tidak mengenal buah melon? Di tangan kelompok Kelompok Petani Peternak Mandiri (KP2M) Blitar, produktivitas melon meningkat dengan menerapkan greenhouse dan penggunaan mikroba dan bahan alami lain seperti cocopeat, arang sekam, pupuk kandang atau kotoran hewan. Bisa dikatakan melon yang dihasilkan adalah melon premium ramah lingkungan.
Melon yang dikenal dengan nama ilmiahnya Cucumis melo adalah jenis buah-buahan dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Salah satu alasan orang menyukai buah melon adalah karena rasanya yang manis dan kaya akan nutrisi, banyak mengandung vitamin C, A dan kalium serta mineral. Data menunjukkan bahwa produksi buah ini di Indonesia semakin menurun dari tahun ke tahun. Namun tidak untuk daerah Blitar Jawa Timur Jawa timur. Hal ini dikarenakan sudah semakin banyaknya bermunculan petani budi daya organik dengan pola KP2M yang menerapkan teknologi rumah tanam (greenhouse).
Hal ini dituliskan secara menarik di Buletin Teknologi dan Inovasi Pertanian(BTIP) pada Vol.3 No.1 yang diterbitkan Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian 29 April 2024 dalam salah satu artikelnya yang berjudul”Greenhouse KP2M Hasilkan Melon Premium Ramah Lingkungan” karya Ulva Arta Prinasti, penulis artikel dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar mengungkapkan bahwa pola KP2M yang diterapkan di Kabupaten Blitar dengan memperhatikan ketersediaan hara makro dan mikro pada tanah agar siap diserap langsung oleh tanaman. Proses tersebut melibatkan mikroba untuk mengurai pupuk menjadi ion-ion (kation dan anion) sehingga tercipta kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman melon. Menurut penulis,“Inti pada kesuksesan pengelolaan cara ini adalah pengolahan tanah yang optimal dimana unsur memasukkan mikroba-mikroba sehingga berkembang biak pada media tanah sebagai pembenah tanah itu sangat menentukan sekali” lanjut beliau.
Bahan yang digunakan untuk menyuburkan tanah diantaranya cocopeat, arang sekam, pupuk kandang atau kotoran hewan. Bahan kimia H2O2, (Hidrogen peroksida), isolat pembenah tetap diberikan yang membantu pembenahan tanah. Sebelum melakukan penanam hal yang paling penting perlu memeriksa pH tanah untuk mengetahui keasaman tanah, karena idealnya tanah yang diperlukan untuk menanam buah melon pH nya 6,5 sampai 6,7.
Pemilihan benih saat menanam juga sangat menentukan kualitas buah nantinya, untuk itu kebersihan bibit, bernas dan kecerahan warna bibit serta kemurnian minimal 95%. Berdasarkan pola yang dilakukan KP2M, bahwa bibit terlebih dahulu di rendam di air hangat bersuhu 45-50 derajat celcius dan ditambah 2 siung bawang merah selama 8 jam untuk mengaktifkan sel dorman benih dan mencegah penyakit tular benih. Setelah direndam bibit kemudian diperam dengan kain bersih dan kering selam 2 x 24 jam, selanjutnya siap untuk ditanam di media.
Melihat kesuksesan petani melon di Kabupaten Blitar yang menerapkan pola KP2M patut untuk ditiru oleh masyarakat untuk membudidayakan melon yang sangat aman bagi lingkungan karena menggunakan hampir 80 persen bahan alami pada proses penanamannya dan relative mudah untuk dipraktikkan di lingkungan sekitar. Bila berhasil mempraktikkan pola ini mungkin akan diharapkan produksi buah melon di pasar tradisional dan pasar skala luas di Indonesia akan semakin meningkat dan kualitas buah juga sangat bersaing. (Rep. Jo)