Bioindustri terintegrasi, mungkin bagi sebagian orang terdengar asing, mendengar namanya saja orang akan terpikir sebuah industri besar, lalu apakah bioindustri terintegrasi? Mungkinkah bioindustri terintegrasi mensejahterakan petani?
Kita mulai dari pengertian bioindustri terintegrasi. Jika kita lihat dari katanya, pengertian bioindustri pertanian terintegrasi adalah sistem pertanian yang pada prinsipnya mengelola atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati termasuk limbah organik pertanian
Seiring dengan bertambahnya penduduk maka tingkat polusi dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah pertanian semakin tinggi, limbah pertanian terdiri dari 3 jenis yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas, permasalahan ini jika dibiarkan akan membahayakan kesehatan manusia karena dapat membawa suatu penyakit.
Limbah pertanian sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui limbah cair, misalnya dapat menjadi media pembawa seperti penyakit kolera radang usus hepatitis infeksiosa serta skhistosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam limbah cair itu sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti virus yang menyebabkan penyakit poliomielitis dan hepatitis.
Limbah cair juga mengandung bahan-bahan beracun penyebab iritasi bau dan bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh sumber asal air limbah. Untuk mengatasi polusi serta pencemaran limbah yang disebabkan oleh limbah pertanian, perlu ada usaha meningkatkan produktivitas pangan secara signifikan, untuk itulah upaya pembangunan ekonomi pertanian dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada kearifan alam sangat diperlukan. Menyiapkan langkah strategis sistem bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian perlu dilakukan.
Dalam sebuah Virtual Literacy yang digelar oleh Pustaka Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu, peneliti dari BPTP Jawa Tengah Prof. Agus Hermawan, mengungkap bahwa model pertanian terintegrasi merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani, dengan model ini para petani dapat mengelola dan memanfaatan seluruh sumberdaya hayati termasuk biomasa atau limbah organik pertanian dalam suatu ekosistem secara harmonis.
Prinsip dasar biondustri pertanian adalah memanfaatkan seluruh bagian dalam sebuah Pertanian termasuk limbahnya, prinsip ini memegang teguh ungkapan zero waste (nol limbah), selanjutnya bioindustri juga meminimalisir penggunaan input produksi dan energi. Sebaliknya prinsip bioindustri lebih mengolah limbah menjadi bio produk baru yang bernilai tinggi seta ramah lingkungan. Selanjutnya prinsip ini juga memanfaatkan pertanian sebagai kilang biologi (biorefinery) berbasis iptek penghasil pangan dan non pangan.
Scaling Up di Tingkat petani dapat di siapkan untuk modell Sistem Pertanian Bioindustri Berbasis Integrasi Padi-sapi, selanjutnya model Integrasi Tanaman Kedelai dan Ternak Menuju Sistem Pertanian Bioindustri di Lahan Sawah Tadah Hujan, model Sistem Pertanian Bioindustri Berbasis Sapi Perah serta model bioindustri Berbasis Sapi-sayuran Dataran Tinggi.
Kementerian Pertanian melalui BPTP Jawa Tengah telah menerapkan scalling up di tingkat petani untuk wilayah Jawa Tengah dengan menerapkan model sistem Pertanian bioindustri berbasis integrasi padi-sapi di Sragen-Jawa Tengah (2015-2017). Model ini menerapkan integrasi padi dan sapi di Desa Seren Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, kegiatan disini dilakukan oleh kelompok tani , mereka mengolah MOL untuk pupuk organik, mol untuk fermentasi jerami dan pakan, pembuatan biogas dimana semua produk yang dihasilkan berasal dari peternakan dan pertanian.
Selanjutnya model integrasi tanaman kedelai dan ternak menuju sistem pertanian bioindustri di lahan sawah tadah hujan (2016-2017), model ini dilakukan di Desa Toroh Kecamatan Boloh Kabupaten Grobogan, kegiatan disini meliputi budidaya tanaman pajale,pengolahan limbah pajale, pembuatan Mol rumen untuk fermentasi dan dekomposer, fermentasi limbah tanaman pangan, pengomposan kotoran sapi produk olahan berbasis kedelai, produk olahan berbasis jagung.
Kemudian ada Model Sistem Pertanian Bioindustri Berbasis Sapi Perah di Jawa Tengah (2015-2017), model ini dilakukan di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, kegiatan disini adalah pemeliharaan sapi perah, dan budidaya kopi, dari pemeliharaan sapi perah menghasilkan pengolahan susu, es krim dan yogurt. Dari limbah sapi perah dapat menghasilkan biogas, pembuatan kompos (POP) dan bio urin (POC), dari budidaya kopi menghasilkan kopi pupuk.
Selanjutnya model bioindustri Berbasis Sapi-sayuran. Dataran Tinggi di Jawa Tengah (2016-2017). Model ini dilakukan di Desa Sumberejo, Ngablak Magelang, kegiatan disini meliputi pengembangan mikroorganisme lokal/MOL Rumen, MOL rumen sebagai fermentor, limbah kandang untuk biogas dan pemanfaatan slurry sebagai POC dan POP, pengelolaan limbah kandang, pembuatan MOL rumen sebagai dekomposer, pupuk dan pestisida organik, budidaya sayuran dalam screen,kebun bibit sehat, agensia hayati, peningkatan nilai tambah packing dan pemasaran oleh koperasi.
Kelompok tani percontohan yang telah menerapkan model bioindustri terintegarsi adalalah kelompok Loh Jinawi di Desa Toroh Kecamatan Boloh Kabupaten Grobogan, serta Suwarto dari Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Model Bioindustri terintegarsi di daerah tersebut telah mengangkat dan mensejahterakan anggota kelompoknya. Sementara itu Angga seksi penyuluhan Dinas pertanian kabupaten Grobogan menungkap bahwa Bioindustri terintegrasi telah meningkatkan kapasitas kemampuan para petani di wilayah Grobogan, harapannya ada pengembangan model bioindustri terintegrasi di wilayah lain agar petani di wilayah lain dapat sejahtera seperti kelompok tani Loh Jinawi yang telah dapat meningkatkan kesejaheraan dan kapasitas kelompok.
Dari uraian tersebut Bioindustri terintegrasi terbukti mampu meningkatkan kesejateraan petani serta mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah pertanian. Sistem pertanian ini merupakan keterpaduan berjenjang dengan sistem pertanian pada tingkat mikro, sistem rantai nilai terpadu pada tingkat industri atau komoditas. Prinsip bio industri berbasis masyarakat, lingkungan alam, yang merujuk pada usaha pertanian rakyat berbasis sumberdaya lokal dapat menjadi solusi untuk mengatasi pencemaran lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan petani.(Shinta Octavia)
Ingin melihat bagaimana konsep Bioindustri terintegrasi diterapkan silahkan saksikan live in action virtual literacy dalam tautan berikut
https://www.youtube.com/watch?v=8qDErGCD8kc&t=148s