Kebutuhan pangan menjadi masalah pokok di setiap wilayah di Indonesia. Produktivitas berbagai tanaman pertanian terus didorong di setiap daerah untuk mencukupi kebutuhan dasar pangan. Wilayah dengan lahan marginal (suboptimal) memiliki keterbatasan dalam produksi pertanian sehingga bisa mengakibatkan ancaman rawan pangan. Kabupaten Belitung merupakan salah satu wilayah lahan marginal yang disebabkan tingginya keasaman tanah. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung mengajak Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) berkolaborasi menyelenggarakan literasi tani terkait tanam bawang merah di lahan suboptimal. Acara dilaksanakan pada Kamis, 11 Agustus bertempat di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung.
Peserta kegiatan ini sebanyak 20 orang terdiri atas petani dan penyuluh di Kabupaten Belitung dan perwakilan dari Kabupaten Belitung Timur. Kegiatan dibagi menjadi dua sesi, yaitu menyimak pemaparan informasi dan pengetahuan melalui zoom meeting pada kegiatan Virtual Literasi Live Agricultural in Action yang diselenggarakan PUSTAKA di hari yang sama. Sesi kedua praktik penanaman bawang merah di lahan suboptimal.
Peserta mendapatkan sharing informasi dan pengetahuan dari para narasumber Virtual Literasi, yaitu Dr. Joko Pinilih (Peneliti Balai Penelitian Tanaman Sayuran), Penyuluh Kab. Belitung Timur (Suwarno), Petani Bawang Merah Kab. Belitung Timur (Sukirno) dan Imam Nur Syahid (petani bawang dari Kab. Bangka Tengah). Melalui Virtual Literacy tersebut informasi terkait budi daya bawang merah di lahan suboptimal didapatkan dari Joko Pinilih. Selanjutnya pengalaman terkait bertanam bawang merah disampaikan Suwarno, Sukirno, dan Imam.
Pada sesi kedua, materi Literasi Tani dilengkapi dengan kegiatan praktik lapang yang disampaikan oleh Dr. Issukindarsyah, S.P., M.Si. dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bangka Belitung. Issukindarsyah banyak mengajak diskusi terkait pengalaman petani dan penyuluh dalam penanaman bawang merah di wilayah negeri laskar pelangi ini.
Para peserta sangat antusias menyampaikan permasalahan yang dihadapi untuk mendapatkan solusi dari narasumber. Setelah selesai diskusi peserta diajak langsung ke lapang untuk melihat lokasi penanaman bawang merah. Issukindarsyah banyak memberikan masukan terkait penyiapan lahan sebelum ditanami bawang merah. Hal yang ditekankan yaitu perlakuan lahan untuk mengurangi keasaman lahan. Untuk mengurangi keasaman disarankan penggunaan kapur dengan komposisi yang tepat atau dapat menggunakan pupuk kandang. Selanjutnya juga diingatkan terkait perlunya penggemburan tanah sebelum penanaman agar bawang dapat tumbuh optimal. (Eni Kustanti)