Deskripsi Buku
Judul: Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Hasil Pertanian
Penyusun: Awanis, dkk.
Penerbit: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan
Tahun terbit: 2022
Jumlah halaman: 54 p.
Link akses: http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/16404
Resensi Buku
Penangan pascapanen yang baik akan berpengaruh besar terhadap nilai akhir sebuah produk baik segi kualitas maupun kuantitas. Dengan kualitas baik tentu akan meningkatkan daya saing dan nilai ekonomis hingga terpenuhinya permintaan pasar yang dinamis dan beragam. Produk hortikultura terutama buah dan sayur mempunyai sifat mudah rusak (perishable) dan memiliki daya simpan yang rendah, sehingga memerlukan penanganan yang tepat agar tingkat kesegaran dan nilai gizi tetap baik hingga ke tangan konsumen. Penanganan pascapanen yang baik akan menekan kehilangan hasil produk pada setiap rantai penanganan, sehingga jumlah yang dikonsumsi lebih banyak, nutrisi masyarakat terpenuhi serta berimbas pada pengurangan limbah sampah. Oleh karenanya, perbaikan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu disertai pengembangan teknologi pemanenan dan pascapanen serta pengolahan hasil merupakan unsur penting dalam memenuhi mutu produk.
Buku terbitan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan ini terdiri atas 5 bab. Dalam pendahuluan buku ini dijelaskan bahwa teknologi pascapanen pada umumnya merupakan penerapan secara teknik dari ilmu dan mekanisasi dalam perlakuan dan pengolahan untuk meningkatkan daya guna makanan berdasarkan pada ilmu kimia, fisika, biologi dan mekanisasi. Teknologi yang telah dilakukan antara lain meningkatkan umur simpan bahan pangan; mengolah bahan makanan segar menjadi bentuk lain yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga meningkatkan nilai tambahnya; mempertahankan produk segar atau memperbaiki nilai gizi; dan membantu atau mencegah terjadinya gangguan kesehatan karena makanan (sanitasi, pengawasan, pengolahan, dan mutu bahan).
Pada bab 2 diuraikan kegiatan teknologi pascapanen primer, dimana pascapanen, adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak proses pemanenan produk pertanian, hingga produk sampai ke tangan konsumen. Tahapan kegiatan dalam penanganan pascapanen primer meliputi: panen, pengumpulan, sortasi, pembersihan dan pencucian, grading, pengemasan, penyimpanan dan pendinginan, serta yang terakhir transportasi dan distribusi. Proses kegiatan ini masing-masing dibahas secara rinci dengan teknologi yang tepat untuk menghasilkan produk akhir yang bermutu. Faktor fisiologis dan lingkungan akan berpengaruh pada kegiatan pascapanen hasil pertanian. Oleh karenanya beberapa prinsip penanganan pascapanen harus diterapkan, juga perbaikan dari aspek manajemen dan sosial ekonomi serta kelembagaan.
Dalam bab 3 dibahas kegiatan pascapanen sekunder, meliputi kegiatan pengolahan produk segar menjadi produk olahan baik produk antara atau setengah jadi maupun produk jadi. Kegiatan ini meliputi pra pengolahan hasil pertanian yang meliputi seleksi bahan baku, trimming (proses membuang bagian yang tidak diinginkan), pembersihan, perendaman, pengecilan ukuran (mempermudah proses pengolahan), dan blansing. Blansing merupakan suatu proses perlakuan panas pada produk dalam waktu singkat dengan tujuan inaktivasi enzim, menghilangkan mikroba, mengurangi reaksi oksidasi, serta mengeluarkan gas). Namun begitu, blansing juga menimbulkan kerugian akibat proses pemanasan yaitu berkurangnya kadar nutrisi.
Kelembagaan usaha pengolahan dibahas dalam bab 4 mencakup kelembagaan sebagai organisasi, kelembagaan usaha tani perdesaan dan industri rumah tangga, yang kesemuanya mengarah kepada tujuan efisiensi dan menjadikan komoditas yang bernilai tambah serta mempunyai posisi tawar. Termasuk juga syarat-syarat dalam pemberian sertifikat SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan Industri dalam Rumah Tangga) sebagai standar yang berlaku sebelum produk dipasarkan guna menjamin keamanan bahan pangan bagi konsumen. Pada bab 5 dikemukakan tentang manajemen pemasaran produk, yang terdiri atas strategi pemasaran secara umum, strategi pemasaran produk pertanian serta mutu produk pertanian.
Buku ini disajikan secara rinci dan sistematis disertai dengan gambar sehingga buku ini menarik dan mudah dipahami. Buku ini layak untuk dijadikan referensi sebagai tambahan pengetahuan bagi petani, penyuluh pertanian ataupun pelaku usaha khususnya bidang hortikultura serta masyarakat umum.(DA’22)