Deskripsi Buku
Judul: Pedoman Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia Seri Penyakit Mulut dan Kuku (KIAT VETINDO PMK). Edisi 3.1, 2022
Penerbit: Direktorat Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian
Tahun: 2022
Jumlah halaman: 162 halaman
Link akses: http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15777
Resensi Buku
Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat menyebar dengan sangat cepat dan mampu melampaui batas negara serta dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi. Hewan yang peka tertular adalah hewan berkuku belah seperti jenis ruminansia (sapi, kerbau, kambing, domba, rusa), babi, unta dan beberapa jenis hewan liar seperti bison, antelope, menjangan, jerapah dan gajah. Gejala yang perlu diwaspadai adalah hewan terlihat lemah dan pincang, hipersaliva (produksi air liur berlebihan), muncul lesi dan luka di dalam mulut, lidah, kulit kaki dan puting. Namun daging hewan yang terkena penyakit ini masih bisa dikonsumsi kecuali bagian mulut, jeroan dan bibir, serta lidah tidak aman untuk dikonsumsi.
Pertama kali PMK masuk ke Indonesia pada tahun 1887 di Malang, Jawa Timur yang selanjutnya menyebar ke berbagai daerah, sampai kejadian wabah terakhir di pulau Jawa pada tahun 1983. Saat ini, kondisi PMK di dunia dan utamanya di kawasan Asia Tenggara masih tetap merupakan ancaman nyata terhadap kemungkinan masuknya PMK ke Indonesia. Aktifitas perdagangan lintas batas yang semakin intensif dapat menjadi potensi masuknya penyakit hewan dari luar negeri.
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan adanya sebuah pedoman nasional yang mudah dipahami, aplikatif dan dapat dijadikan acuan baik bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam menghadapi kemungkinan masuk dan menyebarnya kembali PMK di Indonesia. Buku Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia (KIAT VETINDO) PMK edisi 3.1 tahun 2022 ini merupakan pedoman nasional bagi semua pihak dalam mencegah dan menghadapi masuk dan menyebarnya PMK di Indonesia yang merupakan penyempurnaan dari edisi sebelumnya.
Dalam pendahuluan buku dikatakan bahwa potensi kemungkinan masuknya PMK bisa melalui importasi/masuknya daging dan produk susu secara ilegal (penyelundupan) ataupun dibawa oleh penumpang yang berasal dari negara/daerah tertular. Selain itu bisa juga terkait dengan praktik pemberian makanan sisa yg berasal dari pesawat atau kapal laut (swill feeding) ke hewan ternak. Strategi utama apabila wabah PMK terjadi di Indonesia adalah melalui pelaksanaan stamping out dengan sistem zoning (perwilayahan) sehingga daerah lain yang tidak tertular tetap dipertahankan bebas dan perdagangan di daerah bebas tersebut dapat terus berjalan. Kemudian program surveilans PMK baik secara klinis maupun serologis dilaksanakan secara rutin di daerah beresiko tinggi dengan rancangan epidemiologis yang tepat, sehingga kasus dugaan PMK dapat dideteksi secara dini dan program pengendalian serta pemberantasan apabila terjadi wabah PMK dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat.
Pada Bab II dibahas secara teroritis sifat alami penyakit mencakup etiologi, sejarah dan distribusi penyakit, metoda diagnosa, kekebalan, epidemiologi serta cara dan risiko masuknya PMK. Selanjutnya dalam bab III diuraikan tentang prinsip dasar pemberantasan, yaitu mencegah kontak hewan peka dengan sumber penyakit dan eliminasi patogen (melalui tindakan karantina, pemusnahan, penelusuran, surveilans, pengobatan hewan tertular, perlakuan produk hewan dan produk samping, kontrol hewan liar, dan sentinel serta restocking.) Masih dalam bab ini juga dibahas metode untuk meningkatkan resistensi dan juga menghentikan produksi virus PMK oleh hewan tertular. Pembahasan dalam Bab IV tentang kebijakan dan rasional terdiri atas kebijakan umum dan strategi pemberantasan, sampai pada pengaruh sosial dan ekonomi, kriteria untuk membuktikan bahwa sudah dinyatakan bebas penyakit. Pembiayaan dan dana kompensasi juga strategi jika penyakit menjadi endemis dibahas dalam bab ini. Bab terakhir dari buku ini menguraikan tahapan kegiatan antara lain tahap investasi, tahap siaga, tahap operasional, dan tahap pemulihan.
Buku ini disajikan secara lengkap dan sistematis, sehingga mudah untuk dipahami semua pihak. Dengan adanya buku ini diharapkan semua pihak dapat bersinergi untuk mempertahankan Indonesia tetap bebas PMK.(DyahA2022)