Deskripsi Buku
Judul Buku: Onze Koloniale Landbouw. VII. De Koffiecultuur
Penulis: J. Hagen
Tempat Terbit: Haarlem
Penerbit: H. D. Tjeenk Willink & Zoon
Tahun Terbit: 1924
Link katalog: https://kikp.pertanian.go.id/antiquariat/opac/detail-opac?id=411
Resensi Buku
Minuman kopi adalah infus air dari biji kopi yang disangrai. Kopi berfungsi sebagai stimulan yang paling banyak digunakan, sehingga kopi banyak diusahakan di banyak negara koloni di daerah tropis. Begitu menariknya kopi, banyak perusahaan dengan modal besar terlibat di dalamnya.
Buku antikuariat yang dimiliki PUSTAKA ini mengupas banyak hal mengenai kopi. Pertama, sejarah kopi yang sebenarnya tidak jelas awal penemuannya. Ada yang menyatakan penemuan kopi awalnya dari seorang penggembala kambing yang mulai memanfaatkan kopi karena kambingnya menjadi aktif ketika memakan daun yang tidak dikenalnya. Ada pula yang menceritakan tentang kebakaran hutan yang menghanguskan biji kopi yang terbakar. Biji tersebut bersentuhan dengan air dan menghasilkan air infus alami. Leonard Rauwolf (1582) dan Prosper Alpin (1591) mulai menggambar cabang kopi dan menjelaskan secara rinci benih yang dia bawa sebagai obat. Namun, pertengahan abad ke-17 Edwards (kebangsaan Inggris) membawa kebiasaan minum kopi dari Konstantinopel ke London. Kemudian pada tahun 1652 ia membuka kedai kopi pertama. Barulah kedai kopi menyebar ke Marseilles, Paris dan Wina antara tahun 1671 dan 1683. Walaupun penyebarannya dihalang-halangi karena alasan agama, politik dan medis tetap saja kopi mampu menyebar di seluruh dunia.
Di Indonesia, kopi dibawa oleh Belanda dari Malabar ke Jawa. Pada tahun 1696 tanaman tersebut dipindahkan ke kebun Gubernur Jenderal Willem van Outshoorn tetapi hilang karena banjir. Pada tahun 1699 Hendrik Zwaardekroon membawa tanaman baru ke Jawa, yang tumbuh sangat baik dan menjadi tanaman stok budi daya kopi. Pada tahun 1706 salah satu tanaman yang dibudidayakan di Jawa dikirim ke Walikota Nicolaas Witsen di Amsterdam dan salah satu dari keturunan ini dipersembahkan kepada Louis XIV sebagai hadiah oleh Dewan Amsterdam pada tahun 1714. Tanaman kopi asal jawa inilah yang kemudian menyebar ke wilayah jajahan Belanda dan Perancis.
Selain memberikan informasi mengenai perjalanan tanaman kopi, dalam buku ini juga diuraikan botani, jenis, dan varietas tanaman kopi. Secara rinci diuraikan masing-masing jenis kopi yan terdiri dari: Coffea arabica, kopi liberia, kopi robusta, kopi quillou, kopi canephora, Kopi uganda, dan kopi excelsa. Komposisi kimia juga disampaikan dalam bab berikutnya. Budi daya kopi merupakan bagian terpenting dari buku ini. Dalam bagian budi daya, dikupas hal-hal yang berkaitan dengan pemilihan lahan yang sesuai. Hal ini berkaitan dengan syarat tumbuh kopi agar dapat tumbuh optimal. Penyiapan lahan dan jarak antar tanaman juga perlu diperhatikan. Selain itu, disampaikan pula pembibitan tanaman, cangkok, naungan, pemeliharaan, pemangkasan dan pemupukan tanaman kopi. Pengendalian terhadap hama dan penyakit kopi seperti engerlingen, nematoda, kutu daun, kupu-kupu, Xyleborus compactus, Stephanodores hampei Ferr., penyakit daun kopi, jamur upas (Corticium javanicum), dan penyakit kanker juga harus dilakukan. Buah kopi masak pada umur 7-10 bulan. Selanjutnya buah yang matang dipetik, dikupas kulitnya, difermentasi, dikeringkan, dibersihkan, disortir, kemudian disimpan. Selain informasi tersebut juga diuraikan tanaman kopi sebagai catch-crop dan statistik kopi.
Buku ini mampu memberikan informasi secara lengkap mengenai kopi dan cara budi daya-nya serta dilengkapi dengan ilustrasi baik berupa foto maupun gambar yang menjadikan informasi yang disampaikan lebih jelas. Hanya saja, buku ini terbit pada masa itu dan berbahasa Belanda yang hanya dipahami oleh kalangan terpelajar saja. (BEWE2022)
Akses lengkap buku dapat diperoleh di: Layanan PUSTAKA Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor