Identitas Buku
Judul Buku : Nature Park Udjung Kulon in Indonesia
Penerbit : The Forest Service
Tahun Terbit : 1957
Resensi Buku
Buku antikuariat berbahasa Inggris ini menguraikan Ujung Kulon sebagai cagar alam pada tahun 1921 dan pada tahun 1937 statusnya menjadi suaka margasatwa. Ujung Kulon terdiri dari:
1. Pulau Panaitan. Pulau seluas 12.000 ha ini tidak berpenghuni. Banyak spesies rotan dan tanaman merambat lainnya. Vegetasinya meliputi vegetasi pantai, hutan kayu, hutan palem, vegetasi perdu, sabana dan padang rumput. Titik tertinggi adalah gunung Raksa (350 m). Di sini ditemukan dua arca Hindu, yaitu Dewa Ciwa dan Ganesha.
2. Pulau Peutjang. Pulau seluas sekitar 460 ha ini hampir datar dengan kayu Intsia bijuga. Di titik barat laut terdapat goa stalaktit.
3. Kepulauan Handeuleum merupakan dua pulau karang kecil di Teluk Tamandjaja.
Iklim di Ujung Kulon memiliki hujan tahunan sebesar 3137 mm, dengan hujan terbesar bulan November, Desember, Januari dan Februari. Suhu daerah ini berkisar 18° C - 22° C. Tanah, iklim dan vegetasi Ujung Kulon memberikan habitat yang cocok untuk semua jenis hewan tropis.
Vegetasi Ujung Kulon diantaranya adalah Gossampinus valetonii Bakh. dan Erythrina variegata L. var. orientalis Merr. Vegetasi hutan perawan berada di dekat pantai berbatu di barat daya dengan vegetasi, diantaranya: Arenga obtusifolium Bl., Caryota spp. dan Pterospermum diversifolium Bl. Sedangkan vegetasi pantai yang paling umum adalah Desmodium ubellatum Dc., Vitex nigundo L., Calophyllum inophyllum L., dan Wedelia biflora Dc.
Hewan liar yang dapat dijumpai di Ujung Kulon diantaranya adalah Rhinoceros sondaicus, Bibos sondaicus, Rusa timorensis Russa, Rusa timorensis laronesiotes, Munticus muntjak, Tragulus javanicus, Sus verrucosus, Sus vittatus, Panthera tigris, Panthera pardus, Coun javanicus, Hylobates moloch, dan Hylobates leucicscus.
Sebagai cagar alam/suaka margasatwa, Ujung Kulon berfungsi sebagai wahana ilmiah dan pariwisata. Untuk itu, daerah ini memiliki pengamatan satwa liar di lingkungan alami, bivak patroli dan tempat perkemahan di pulau-pulau tetangga yang memungkinkan dimanfaatkan sebagai kawasan wisata yang sangat cocok untuk memancing, berlayar, berperahu, eksplorasi, studi botani dan satwa liar dan bentuk rekreasi lainnya.
Hal yang menarik dari buku ini adalah selain menjadi bacaan yang mencerdaskan pembacanya, buku ini mudah dimengerti karena disertai dengan ilustrasi terutama hewan liar yang hidup di dalamnya. Selain itu juga diinformasikan panduan mengunjungi Ujung Kulon, yaitu: waktu puncak kunjungan, administrasi yang harus dipenuhi serta apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. (BEWE2022)