Sukses meraup omzet 90-100 juta/hari dialami petani asal Ciwidey Bandung Dede Koswara. Kesuksesan Dede dilirik Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) untuk dijadikan narasumber dalam acara Live Agriculture in Action yang digelar secara virtual oleh PUSTAKA pada Senin 13 Maret 2023. PUSTAKA memilih Dede agar dapat berbagi pengalaman dengan petani lainnya.
Dede memulai usaha budidaya sayur sejak tahun 2010. Untuk menambah ilmu, dia tekun mengikuti pertemuan, seminar serta bergabung di berbagai grup media sosial. Sebagai Ketua Gapoktan Regge Generation, kesuksesannya merupakan hasil dari keseriusan menerapkan teknologi budidaya yang baik serta mengembangkan distribusi dan pemasaran produknya.
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala PUSTAKA, Muchlis yang hadir secara virtual. Selain Dede Koswara, narasumber lain yang hadir dalam virtual literacy kali ini adalah Idha Widi Arshanti, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian serta Iwan Kustiawan, Penyuluh Pertanian dari BPP Pasir Jambu
Dalam kesempatan ini Kepala PUSTAKA mengungkap bahwa rencana pembangunan jangka menengah memaksimalkan potensi yang ada, salah satunya adalah pertanian. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa narasumber VL kali ini menjadi champion yang dapat diteladani. Menurutnya petani yang berhasil adalah mereka yang mau belajar dari petani sebelumnya.
Kesuksesan Dede Koswara ini diharapkan menjadi inspirasi bagi petani lain, terutama petani milenial. “Sektor pertanian memegang peranan penting dan strategis dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional.”ungkapnya
Selanjutnya ia menambahkan bahwa sektor pertanian masih tumbuh positif saat sektor lain pertumbuhannya mengalami penurunan. Petani sebagai pelaku tani, memiliki peran sentral dalam pembangunan pertanian.
Generasi muda saat ini sekarang didorong untuk turun ke sektor pertanian. Petani muda atau petani milenial berpotensi menjadi penggerak perubahan. Petani milenial dapat berperan penting misalnya dalam hal kemitraan pemasaran baik melalui pemasaran konvensional dengan memperpendek rantai pasok dan pemasaran maupun pemanfaatan teknologi untuk peningkatan produktivitas.
Sementara itu Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengungkap bahwa Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP terus berupaya untuk memdorong petani muda agar tertarik terjun ke bidang pertanian.
“Kementerian Pertanian terus menumbuhkan wirausaha muda pertanian dengan membina para petani muda untuk dapat memanfaatkan konsep smart farming, kolaborasi (network) serta kredit usaha tani.”Imbuhnya.
Kementan menyiapkan strategi agar pertanian menjadi idola bagi anak muda dalam mengelola sektor pertanian. Mulai dari pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, penumbuhan wirausaha muda pertanian (PWMP), Duta Petani Millenial dan Duta Petani Andalan (DPM/DPA), tentunya peran serta penyuluh pertanian dilapangan sangat diperlukan untuk memberikan pengawalan dan pendampingan dalam mengimplementasikan program pertanian.
Kementan telah mentransformasi Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STTP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) bertaraf internasional dengan kurikulum yang memadai sebagai lembaga vokasi. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan di lembaga ini.
Petani milenial perlu dibekali kemampuan manajerial untuk peningkatan kapasitas, mampu berkolaborasi sehingga menjadi generasi muda yang mandiri, professional dan berdaya saing tinggi. Pada akhirnya berkontribusi untuk kemajuan pertanian Indonesia.
Selanjutnya Iwan Kustiawan mengungkap bahwa peranan BPP untuk kelompok tani adalah membina dan memotivasi agar para petani lebih terarah, sehingga Bpp dapat menjadi tempat belajar serta membantu petani bisa menyelesaikan masalah. Bpp dibantu UPT terkait untuk menjawab permasalahan di lapangan.