Siapa tak kenal ayam kampung? Ayam kampung dikenal dengan kelezatannya, rasanya yang gurih membuat para penggemarnya setia untuk menyantap hidangan berbahan ayam kampung. Berbagai jenis ayam kampung ada di Indonesia. Salah satu jenis ayam kampung yang terkenal adalah ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB). Melalui Virtual Literacy PUSTAKA mengenalkan cara praktis budi daya ayam KUB pada Rabu, 22 Juni 2022 melalu open virtual literacy room.
Acara tersebut diawali oleh sambutan Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Gunawan. Dalam sambutannya, Gunawan memaparkan sekilas tentang ayam KUB yang saat ini banyak diminati oleh petani karena dinilai lebih untung dan lebih mudah dalam pembudidayaanya.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah, hadir dalam acara tersebut Sugiharta, Peneliti Ahli Utama BPTP Jateng serta Fitri Dwi, penanggungjawab ayam KUB BPTP Jateng. Keduanya hadir sebagai narasumber.
Dalam paparannya, Sugiharta mengatakan ”Saat ini ayam KUB tidak hanya berada di Jawa Tengah, namun sudah merambah sampai ke Jambi dan Kalimantan.” Dilanjutkan kembali olehnya ”ada tiga periode dalam pembudidayaan ayam KUB ini, di antaranya periode Starter yaitu pemeliharaan di usia ayam 0-1 bulan, periode Brooding yaitu pemeliharaan empat minggu awal hidup anak ayam (DOC), periode Layer yaitu pemeliharaan untuk ayam pejantan dan induk untuk tetas,” tegas Sugiharta di Gazebo BPTP tempat melakukan live video.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa cara membudidayakan ayam jenis ini tidak jauh berbeda dengan ayam kampung lainnya, hanya saja ayam KUB membutuhkan pakan yang mengandung protein dan kalsium lebih tinggi untuk menunjang pembentukan cangkang telur.
Peternakan ayam memberikan hasil panen yang bisa dijual, berupa telur, anak ayam (DOC), ayam bibit, dan ayam potong /konsumsi. Untuk memahami lebih lanjut bagaimana cara budi daya KUB, dihadirkan secara live budi daya KUB dari peternak yang sudah sukses melakukan pembudidayaan ayam ini, yaitu Sumali dari Salatiga.
Pada budi daya ayam KUB, bangunan dan kondisi kandang juga harus diperhatikan, pada ukuran yang ideal satu meter persegi di isi oleh 10 ekor anak ayam (DOC), tujuannya untuk menghindari ayam berdesakan dan kanibal pada ayam. Standar pemberian makanan harus diperhatikan, jangan kurang dan jangan terlalu berlebihan karena kalau berlebihan akan menyebabkan pemborosan finansial karena biaya paling besar dalam budi daya ayam KUB ini adalah pembelian pakan yang dapat mencapai 60%.
Pada ayam kampung potong (SenSi) masalah pakan sangat utama, oleh karena itu harus memerhatikan kualitas dan gizi makanannya. Umur satu hari hingga satu bulan sebaiknya menggunakan pakan yang dibeli di toko karena akan menghasilkan kualitas dan nutrisi yang baik dibanding dicampur sendiri.
Selanjutnya, Fitri mengulas materi tentang berbagai penyakit hewan unggas khususnya pada ayam KUB, Fitri menjelaskan ”beberapa penyakit pada ayam di antaranya pertama Avian Influanza(AI) adalah penyakit yang disebabkan virus Orthomyxiviridae (Virus RNA). Gejala klinis AI (LPAI) diantaranya gangguan pernafasan, produksi telur menurun dan menyebabkan kematian pada ternak. Kedua, Penyakit Infectious Bronchitis (IB) disebabkan oleh corona virus (RNA) yang menyerang pernafasan pada anak ayam (kesulitan bernafas). Gejala klinis IB adalah gejala pernafasan ringan, produksi telur turun, konsumsi pangan turun. Ketiga Penyakit SNOT/Coryza disebabkan oleh bakteri Haemophilus, menyerang pernafasan dan produksi telur yang menurun, gejala klinis angka kesakitan tinggi namun angka kematian rendah.
“Penyakit selanjutnya adalah CRD, penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan juga memengaruhi kualitas telur dan kematian pada ayam,” tegas Fitri. Disambung kembali olehnya, ”Pencegahan penyakit dapat dilakukan tindakan pengebalan ayam (vaksinasi), pengoptimalan kebugaran (kesejahteraan hewan), tindakan (Biosekuriti), disinfeksi, dan sanitasi kandang serta pembersihan kandang secara periodik” tutupnya.
Sumali menjelaskan bahwa untuk memasarkan produksi ayamnya, sumali bekerja sama dengan perkumpulan Anak Agung sebagai badan usaha dari paguyuban peternak ayam dengan cara menyebarluaskan hasil ternak, baik ayam, telur, dan daging ayam ke sekitar Salatiga dan Jawa Tengah. Mengantisipasi harga pakan ayam yang sangat mahal, dia melakukan dengan cara mengumpulkan sampah-sampah dan menyimpannya sampai satu minggu kemudian dikeluarkan. Ulat dan beberapa sampah dapat dimakan oleh ayam karena disukai ayam.
Acara semakin seru, pada saat diskusi, Dani Medio dari BBP2TP menanyakan bagaimana mengusahakan sumber pakan ayam KUB, Muhammad Nurul dari Fapet-UNITRI juga menanyakan apakah penyimpanan pada telur yang akan ditetaskan ada suhu standarnya dan berapa suhu standar yang baik, sedangkan Lisnawaty Silitonga (Prodinak, UPR Palangkaraya) menanyakan apakah sudah ada bibit ayam KUB disebarkan keluar Jawa Tengah dan berapa gram bobot minimal telur yang baik untuk ditetaskan. Pertanyaan-pertanyaan yang telah dilontarkan para peserta dijawab dengan lugas dan singkat oleh Sugiharta dan Fitri. (Shinta dan Jojo)