Sejak merebaknya virus Covid-19, Kementerian Pertanian menutup layanan Museum Tanah dan Pertanian. Namun demikian, pemeliharan, penataan dan pengembangan koleksi Museum tetap dilakukan. Sebagai salah satu upaya peningkatan kapasitas Tim pengembangan museum, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) berkoordinasi dengan para ahli museum serta pengelola museum di Indonesia dengan menggelar Virtual Literacy dengan tema "Pengembangan Museum sebagai Pusat Literasi dan Edukasi Pertanian Tematik" melalui Open Virtual Literacy (Oviral) Room PUSTAKA Kementan pada 24 April 2020.
VL terkait Tata Kelola Museum yang dimoderatori Achmad Syaikhu ini cukup menarik karena melibatkan hampir 90 peserta pengelola Museum lintas Kementerian/Lembaga, termasuk 3 orang pengelola Museum Kepresidenan RI Balai Kirti dan Museum Negeri Provinsi.
VL tersebut dibuka oleh Kepala PUSTAKA, Retno Sri Hartati Mulyandari yang dalam kesempatan ini mengenalkan lebih dekat tugas pokok dan fungsi PUSTAKA dengan empat kantor layanannya serta memaparkan strategi kolaborasi harmonis lintas stakeholders untuk mewujudkan Museum Tanah dan Pertanian (MTP) menjadi pusat literasi dan edukasi pertanian tematik untuk tanah dan pertanian. Menurutnya MTP telah dilengkapi dengan Open Virtual Leteracy (Oviral) Room yang kekinian dan terbuka bagi masyarakat umum untuk proses pembelajaran dan interaksi produktif terkait bidang pertanian secara online melalui video conference.
Oviral telah diresmikan oleh Menteri Pertanian didampingi Kepala Perpustakaan Nasional bersamaan dengan grand launching MTP serta penyerahan sertifikat MTP sebagai cagar budaya pertanian di Kota Bogor oleh Walikota Bogor. MTP juga giat melaksanakan kolaborasi harmonis bersama stakeholders termasuk komunitas dalam laksanakan kegiatan-kegiatan tematik.
Narasumber yang dihadirkan adalah Fitra Arda, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Dedah Rufaedah Sri Handari, Pamong Budaya Ahli Madya. Dalam paparannya Fitra menyampaikan bahwa MTP harus menjadi bagian dari sejarah jalur rempah yang merupakan warisan dunia. MTP memiliki informasi lengkap tentang rempah dan ilmu- ilmu yang penting yang dapat dibagikan ke masyarakat.
Kebutuhan Museum Tanah dan Pertanian tidak hanya untuk masyarakat tetapi dapat menjadi tempat praktek mahasiswa. MTP dapat menjadi rujukan bagi penelitian dan dikembangkan dalam aplikasi tepat guna bagi masyarakat. Harapannya Museum Tanah dan Pertanian semakin berkontribusi nyata untuk wahana pembelajaran yang bermakna bagi bangsa dan masyarakat.