Cerdas Membuat dan Mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah
Seringkali para pejabat fungsional menganggap bahwa menulis karya tulis ilmiah dianggap sebagai pekerjaan yang rumit. Apalagi jika karya tulis ilmiah yang sudah ditulis, belum juga berhasil lolos untuk dapat diterbitkan pada jurnal terakreditasi sebagaimana diharapkan. Membuat sebuah karya tulis ilmiah membutuhkan strategi khusus untuk dapat menuangkan ide-ide dan kegiatan ilmiahnya ke dalam tulisan menjadi terstruktur didukung dengan data dan referensi yang valid dan mutakhir sehingga menghasilkan kesimpulan utuh yang inovatif layak untuk diketahui masyarakat.
Lalu bagaimana tips dan langkah-langkah agar karya tulis ilmiah kita dapat diterima oleh pengelola jurnal? Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) menggelar Virtual Literacy (VL) mengenai Langkah Cerdas Menulis dan Mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah, melalui Open Virtual Literacy (Oviral) Room PUSTAKA Kementan pada 23 April 2020.
VL kali ini menghadirkan narasumber Profesor Riset dari Badan Litbang Pertanian, Supriadi yang diikuti oleh 100 peserta terdiri atas peneliti, penyuluh, pustakawan, dan fungsional lain lingkup Kementerian Pertanian serta di luar Kementerian Pertanian. Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala PUSTAKA, Retno Sri Hartati Mulyandari yang dalam sambutannya berharap agar Kegiatan VL kali ini dapat menjadi wadah bagi para peneliti, penyuluh, pustakawan serta fungsional lainnya untuk dapat meningkatkan profesionalisme sekaligus berkontribusi nyata dalam literasi melalui karya tulis ilmiah. Menurutnya VL ini hadir karena adanya kebutuhan dari para fungsional untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah.
Sementara itu, Supriadi sang narasumber memaparkan bahwa menulis dapat menjadi aktivitas selama Works From Home (WFH). Menurutnya ada banyak jenis Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang dapat dibuat selama WFH. Kemudian ia menambahkan bahwa untuk menulis KTI ada beberapa hal yang harus diperhatikan Supriadi membeberkan bahwa ada beberapa persiapan sebelum menulis KTI, di antaranya adalah menentukan cakupan jurnal yang dituju. Kemudian hal yang tak kalah penting adalah gaya selingkung jurnal.
Lebih lanjut Supriadi mengungkapkan bahwa setiap penulis harus berpedoman pada aturan penulisan KTI, yaitu Logis, Obyektif, Sistematis, Andal, Desain serta Akumulatif. Kemudian Supriadi berbagi pengalaman terkait penyebab banyak KTI yang tidak lolos untuk diterbitkan pada suatu jurnal dengan berbagai alasan di antaranya
topik tidak relevan; makalah tidak menawarkan kebaruan; topik, tujuan, dan kesimpulan tidak selaras; metode tidak jelas, tidak lengkap, dan lemah; teks tidak jelas, tidak lengkap, dan tidak koheren; kualitas data tidak tepat; dan jumlah sampel tidak memenuhi syarat. Selanjutnya Supriadi berbagi tips bahwa penentu mutu karya tulis ilmiah yaitu kualitas data, bahasa, dan teknik penulisan.
Kemudian ia menuturkan bahwa saat ini sudah banyak aplikasi yang dapat membantu penulisan KTI baik yang berbayar ataupun gratis, diantaranya adalah plagiarism checker, edubirdie, plagiarism detector serta grammar checker.