Kementerian Pertanian melalui Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) telah mengelola e_resources informasi pertanian dari berbagai sumber. Selain bersumber dari Unit Kerja lingkup Kementan yang dikemas berbasis Internet of Think (IoT) dalam kemasan repository pertanian, PUSTAKA juga mengembangkan e_resources dari berbagai lembaga nasional maupun internasional. Salah satu e_resources penting yang dilanggan adalah Science Direct, untuk lebih meningkatkan manfaat jurnal internasional Science Direct sekaligus meningkatkan kapasitas para peneliti, PUSTAKA berkolaborasi harmonis dengan BBP2TP Balitbangtan menggelar Virtual Literacy (VL) dalam bentuk workshop melali video conference pada 28 April 2020.
Tema yang diangkat adalah "Cara Cerdas Akses e_respirces Informasi Pertanian". Diikutin oleh 80 orang peneliti mulai dari Peneliti Pertama sampai dengan Ahli Peneliti Utama wilayah Sumatera. Kepala BBP2TP Taufiq Ratule yang menghadiri VL tersebut berharap melalui kegiatan ini peneliti di BPTP meningkat kapasitasnya, semakin kreatif dan menghasilkan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh stakeholders dan masyarakat. Rencananya Virtual Literacy ini akan digelar secara bertahap dengan melibatkan para peneliti di 33 BPTP.
Sementara itu, Kepala PUSTAKA Retno Sri Hartati Mulyandari hadir sebagai narasumber. Dalam kesempatan tersebut Retno memaparkan materi mengenai “Sinergi Lintas Profesi/Stakeholders untuk Percepatan Transformasi dan Literasi Pengetahuan Pertanian.” Dalam paparannya ia menyatakan dengan semangat library comes to you transformasi Kemajuan PUSTAKA sangat mumpuni dalam diseminasi data dan informasi bidang pertanian. Beberapa kegiatan utama seperti Pengelolaan Big Data Pertanian dalam kemasan repository pertanian, iTani yang berbasis android, program POS Tani (PUSTAKA on the Spot untuk Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern) dilaksanakan secara kolaboratif bersama stakeholders untuk mewujudkan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Menurutnya pengetahuan menjadi aplikatif untuk siap diterapkan petani (text to context), dan virtual literacy. Lebih lanjut Retno menjelaskan bahwa Perpustakaan Pertanian juga menjadi NODE interaksi (co-working space) lintas stakeholders untuk transformasi pengetahuan berbasis inklusi sosial. Kemudian ia menghimbau peneliti khususnya di BPTP untuk dapat lebih intensif mempublikasikan hasil penelitiannya. “Hasil karya peneliti dapat disimpan dalam Repositori Pertanian serta peningkatan intensitas kolaborasi antar pemberi sumber informasi dan pengguna, sehingga data, informasi dan teknologi yang dihasilkan mudah diterapkan serta berdampak untuk peningkatan nilai tambah bagi masyarakat” ujarnya .
Narasumber selanjutnya adalah Johan Jang dari Elsevier. Dalam kesempatan tersebut Johan menyampaikan materi "Akses E-Resources Informasi Pertanian melalui ScienceDirect, Elsevier dan Jurnal Internasional lainnya, upaya membangun ide penelitian dan trik mempublikasi suatu tulisan berskala internasional". Dalam paparannya Johan menyampaikan bahwa hasil penelitian yang baik membutuhkan data dukung terkini (prior art) dan berbasis kebutuhan pengguna (nilai tambah dan siap diterapkan). Dengan demikian data dan informasi dari sumber terkini, terpercaya dan valid harus dicari dan digunakan sebagai dasar pertimbangan melakukan dalam melakukan penelitian dan publikasi.
Menurutnya salah satu e_resources yang dapat dimanfaatkan adalah dengan mengakses e_resources ScienceDirect, Elsevier, dan yang terindeks internasional. “saat ini sudah banyak tersedia data, informasi, dan literatur terkait informasi dan teknologi terkini di Jurnal Terakreditas yang bisa diakses dengan mudah. Tentu saja agar cepat memperoleh imformasi yang sesuai, diperlukan trik dan tips dalam pencarian dan mempubikasi tulisan atau data”. Jelasnya
Kemudian Johan Cang menjelaskan secara rinci teknik cepat searching e_resources pada e_ jurnal, merupakan salah satu upaya mengkompilasi data/informasi dan upaya pemilihan jurnal yang tepat. Tambahan hal penting lainnya adalah penumbuhan ide penelitian diinformasikan dengan baik, sehingga ke depan para peneliti yang ingin mencari tema penelitian berikutnya akan lebih dimudahkan. Selanjutnya Johan juga menyampaikan imformasi yang membanggakan saat ini adalah jumlah publikasi dari Indonesia sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan mencapai rangking pertama di Asean.