Apa yang ada dalam benak kita semua ketika mendengar kata 'perempuan'? Salah satu yang mungkin langsung terpikir adalah 'Ibu'. Pertanyaan berikutnya adalah 'Sejauh mana yang kita tahu tentang kiprah ibu kita? Apakah hanya ibu rumah tangga dengan tugas mulia dalam merawat keluarga, ataukah juga berperan ganda sebagai seorang ibu rumah sekaligus perempuan yang bekerja/berkarya di masyarakat?' Jika jawabnya adalah yang kedua, pertanyaan berikutnya adalah pernahkah kita merenung bagaimana ibu mendapat kemudahan dan kesempatan untuk berkarya?
Perempuan banyak berperan dalam sejarah bangsa Indonesia. Jauh sebelum Kemerdekaan, perempuan sudah berperan. Baik secara perorangan maupun melalui organisasi kemasyarakatan perempuan. Sejak kapan perempuan berperan di sektor publik? Pergerakan kaum perempuan mulai diilhami perjuangan RA Kartini yang ingin terbebas dari belenggu budaya keraton meskipun secara diam-diam dan tidak terbuka. Gagasan Kartini dicerna kaum perempuan yang aktif dalam gerakan Kebangkitan Nasional 1908. Gejolak nasionalisme dibulatkan dalam bentuk Sumpah Pemuda tahun 1928 dan ditindaklanjuti Kongres Perempuan Indonesia, 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Perempuan Indonesia bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu Ke-80 pada tanggal 22 Desember 2008 dan juga Peringatan 30 Tahun berdirinya Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan (1978-2008). Berbagai upaya dilakukan untuk memicu peningkatan peranan perempuan dalam meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Salah satu diantaranya adalah penyelenggaraan Expo Satu Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia 2008 oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan.
Jika Anda sadar akan peran mulia perempuan dalam kebangkitan bangsa ini dan ingin mengetahui lebih banyak tentang hal itu, datanglah ke Expo Satu Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia 2008 di Silang Monas Jakarta pada tanggal 30-31 Agustus 2008. Dalam expo tersebut akan ditampilkan keberhasilan kiprah perempuan Indonesia pada 7 bidang/sektor (untuk periode 1908-2008) yaitu : Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, Sosial Budaya dan Lingkungan, Hukum dan Media. Dalam kesempatan ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menampilkan dua orang perempuan yang berkiprah dalam penelitian di bidang pangan, beliau adalah Dr. Sri Widowati, Mappsc (teknologi tepung dari pangan lokal dan pembuatan beras fungsional untuk penderita Diabetes Melitus) dan Ir. Endang Yuli Purwani, MSi (teknologi pengolahan sagu dan produk tempe kacang tunggak substitusi tempe kedelai). Kedua peneliti tersebut telah mendapat penghargaan dari Presiden Republik Indonesia karena jasanya dalam mendukung ketahanan pangan.
Untuk mendapatkan info selengkapnya mengenai penyelenggaraan expo tersebut, Anda dapat menghubungi langsung :
Biro Hukum dan Humas
Departemen Pertanian Republik Indonesia
Jl. Harsono RM No. 3
Pasar Minggu, Jakarta 12550