Setelah sukses menggelar Virtual Literacy (VL) yang mengusung tema “Strategi Cerdas Menulis dan Mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah,” Kementerian Pertanian melalui Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian pada 4 Mei 2020 menggelar kembali tahap kedua VL dengan tema Cerdas Menulis dan Mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah Populer melalui Open Virtual Literacy (Oviral) Room PUSTAKA Kementan dengan menghadirkan dua narasumber yang berasal dari praktisi media yaitu Pimpinan Redaksi Tabloid Sinar Tani, Ahmad Soim dan Redaktur Sinar Tani Online, Gesha Yuliani. Kegiatan ini diikuti 158 peserta terdiri atas peneliti, penyuluh, pranata humas, pustakawan, serta petani. Para peserta sebagian besar adalah mereka yang waiting list pada tahap pertama.
Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Retno Sri Hartati Mulyandari dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada narasumber dan peserta yang ikut serta untuk menambah wawasan dalam berkarya melalui KTI populer. Mengingat banyak sekali berita atau naskah tulisan yang terkadang menarik, namun tidak dapat dipahami oleh pembacanya. Oleh karena itu dengan adanya VL kali ini diharapkan ke depan para peserta dapat membuat KTI populer yang lebih baik dan mudah dipahami pembacabya termasuk para pemyuluh dan petani. Selanjutnya Retno memberikan tantangan kepada peserta untuk membuat KTI populer dan dikirimkan ke PUSTAKA. Selanjutnya akan dipilih lima terbaik dan direncanakan dapat dipublikasikan di Sinar Tani online.
Ahmad Soim yang mendapat kesempatan sebagai narasumber pertama memaparkan bahwa untuk menulis KTI populer diperlukan tiga hal penting. Pertama adalah ide atau gagasan, dan akan berkembang menjadi inovasi. Menurutnya ide harus dirancang supaya memiliki manfaat bagi pembaca. Ide unik atau ide yang membawa dampak biasanya lebih disukai pembaca. Dalam menentukan sebuah ide dibutuhkan kreatifitas sang penulis. Agar memiliki ide kreatif seorang penulis perlu memiliki wawasan yang luas. Kedua, seorang penulis juga harus memiliki argumentasi atau penjelasan yang akan menjadi dasar seorang penulis membuat KTI Populer. Ketiga adalah penggunaan bahasa sederhana. Seorang penulis harus mampu menyederhanakan bahasa ilmiah menjadi bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Sementara itu Gesha Yuliani menyampaikan materi “Teknik meresume bahan ilmiah menjadi populer”. Dalam kesempatan tersebut, Gesha menyampaikan bahwa KTI populer adalah karya ilmiah yang disajikan ke hadapan massa secara populer. Ia menuturkan beberapa contoh topik yang dapat dijadikan tulisan dengan sumber dari Badan Litbang Pertanian, di antaranya adalah kesuksesan inovasi teknologi, khasiat yang tersimpan dalam komoditas tertentu, cerita sukses petani dan suka dukanya penerapan teknologi, cara pengolahan produk/hal teknis, serta inovasi baru yang sederhana namun berdampak besar bagi masyarakat.