Untuk mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045, Kementerian Pertanian (Kemtan) telah menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan komoditas pertanian strategis. Secara bertahap, Indonesia akan menjadi lumbung pangan industri padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu, dan daging sapi. Kementerian Pertanian menargetkan swasembada padi yang telah dicapai sejak tahun 2016 menjadi swasembada padi secara permanen. Inovasi dan terobosan dalam berbagai aspek terus dilakukan untuk memantapkan ketahanan pangan nasional melalui inovasi hasil penelitian dan pengembangan, kebijakan pemerintah UPSUS PAJALE, perbaikan jaringan irigasi, perluasan lahan pertanian dan mekanisasi pertanian yang menjadi tonggak menuju modernisasi pertanian.
BB Padi dan BB Mektan bekerja sama dalam suatu rangkaian kegiatan Gelar Inovasi Teknologi dan Seminar Nasional Padi & Temu Informasi Pertanian, dengan tema "Dukungan Inovasi Teknologi Padi untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia" yang diselenggarakan pada tanggal 11 Desember 2017 di Balai Besar Penelitian Padi, Subang-Jawa Barat. Peserta yang hadir terdiri dari 250 peserta Seminar Nasional Padi 2017 yang berasal dari instansi pemerintah, universitas, perwakilan dari dinas pertanian tanaman pangan, pengambil kebijakan, penyuluh pertanian, pelaku agribisnis; serta 500 petani peserta temu informasi teknologi.
Hadir pada acara tersebut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS. Dalam sambutan dan arahannya beliau menyampaikan bahwa Badan Litbang Kementerian Pertanian telah menghasilkan inovasi teknologi komoditas padi dalam semua komponen, mulai dari dukungan varietas unggul baru, teknologi budidaya, alat dan mesin pertanian, dan teknologi pascapanen. Hal tersebut bukan semata-mata untuk meningkatkan produktivitas namun juga harus bermuara pada peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani sebagai terminal akhir dari pembangunan pertanian nasional.
Selain membuka secara resmi Seminar Nasional Padi & Temu Informasi Pertanian, Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian didampingi Kepala BB Padi, Kepala BB Mektan dan para pejabat Eselon II beserta jajaran di lingkup Kementerian Pertanian juga melaunching dan menyerahkan bantuan secara simbolis benih padi varietas unggul baru kepada petani dan penangkar yang khusus dikembangkan untuk kondisi agroekosistem tertentu, seperti varietas Inpago-12 Agritan sesuai untuk lahan kering masam. Varietas Rindang-1 dan Rindang-2 yang toleran terhadap naungan dikhususkan untuk pengembangan padi sebagai tanaman sela atau tumpangsari, Inpara 8 dan Inpara 9 yang tahan terhadap keracunan Fe dan rendaman, Luhur-1 dan Luhur-2 yang sesuai untuk lahan kering/gogo dataran tinggi diatas 750 meter diatas permukaan laut, Rindang 1 Agritan varietas toleran naungan, berespon moderat terhadap kekeringan, Rindang 2 Agritan berespon moderat terhadap naungan, sangat toleran terhadap keracunan aluminium (Al) dan Tarabas yang merupakan varietas unggul padi tipe Japonica, memiliki mutu beras premium dan tekstur nasi sangat pulen dan lengket (sticky rice). Pada kegiatan tersebut juga diluncurkan teknologi pemutakhiran mesin tanam padi jenis riding rice transplanter serta demo alat power weeder dan bulldozer untuk pengolahan tanah.
Melalui rangkaian kegiatan tersebut diharapkan dapat terjadi introduksi, alih teknologi dan informasi sehingga memacu peningkatan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani, sehingga cita-cita menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045 dapat terwujud.