Judul video: Refugia Tanaman Cantik Pengusir Hama
Sumber info: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Produser: Pustaka, Kementerian Pertanian
Tahun produksi: 2021
Link akses: https://www.youtube.com/watch?v=XurPY-9opV4
Sinopsis
Bagi para petani, hama menjadi sosok menakutkan yang harus dikendalikan. Kehadiran hama bukan hanya akan menghambat pertumbuhan tanaman, tetapi dapat merusak tanaman dan menjadi penyebab gagalnya panen. Beragam cara dilakukan untuk mengendalikan hama tanaman. Penggunaan pestisida dalam mengendalikan hama dapat menimbulkan dampak negatif, yaitu gangguan kesehatan manusia, residu bagi tanaman dan lingkungan, penurunan hasil dan mutu tanaman, matinya hewan non target (musuh alami), resistansi dan memicu ledakan hama sekunder.
Upaya dalam mengurangi penggunaan pestisida yaitu melalui pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan konsep terpadu. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan tanaman refugia. Penanaman refugia merupakan salah satu teknik pengendalian hama dengan menggunakan beragam tanaman di pinggir lahan untuk menarik (menjadi perangkap) serangga perusak tanaman.
Penanaman refugia merupakan salah satu teknik pengendalian hama secara biologis. Teknik ini tergolong lebih ekonomis dan ramah lingkungan, karena petani tidak perlu menggunakan bahan-bahan kimia untuk mengendalikan hama yang justru dapat merugikan kesehatan tanaman, lingkungan, dan manusia.
Refugia ini memiliki peran dalam mengendalikan dan menyeimbangkan populasi serangga herbivora serta meningkatkan jumlah musuh alami hama. Sehingga, refugia dijadikan untuk konservasi musuh alami, karena dapat menjadi shelter atau tempat berlindung, tempat mencari makanan musuh alami, di mana musuh alami membutuhkan polen atau nektar dari tanaman refugia. Hal ini menjadikan musuh alami lebih bugar dan dapat menyerang atau mengendalikan hama secara optimal. Musuh alami tersebut antara lain capung, lebah, belalang, dan kumbang. Refugia disebut juga sebagai mikro habitat musuh alami hama. Fungsi lain dari refugia yaitu mempercantik lahan karena memiliki bunga yang mencolok, pemanfaatan pematang dengan maksimal, dan melestarikan lingkungan.
Tidak semua tanaman bisa dijadikan sebagai tanaman refugia. Kriteria tanaman untuk dijadikan sebagai refugia yaitu tanaman memiliki bunga berwarna, memiliki aroma memikat bagi musuh alami, benih atau bibit mudah diperoleh, mudah ditanam, regenerasi tanaman cepat dan berkelanjutan, dapat ditumpangsarikan dengan tanaman pematang lainnya.
Jenis refugia pun banyak ditemui, diantaranya berasal dari tanaman hias (bunga matahari, bunga kertas, bunga jengger ayam, bunga kenikir), sayuran (kacang panjang, bayam, jagung), gulma (babadotan, bunga ajeran), bahkan dari jenis tanaman liar, misal bunga lagetan, pegagan, rumput setaria, dan kacang pentoi. Dalam memanfaatkan refugia sebagai pengendali hama, gunakan tanaman berbunga dengan mahkota berbunga dan memiliki aroma yang bersifat mengundang hama atau serangga, atau dapat juga memilih tanaman yang mampu mengusir hama seperti daun bawang atau sereh.
Refugia dapat dimanfaatkan pada seluruh tanaman budidaya mulai dari tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Pada tanaman pangan (misal padi), refugia dapat ditanam pada tepian lahan. Pada tanaman hortikultura refugia dapat ditanam dalam barisan, sementara untuk tanaman perkebunan refugia ditanam sebagai border.
Teknik penanaman refugia tidak sulit, namun waktu penanaman refugia yang harus diperhatikan agar manfaat penanaman refugia bisa maksimal. Pada saat tanaman utama dipanen, perlu dilakukan persiapan persemaian biji/benih refugia. Pada saat pengolahan tanah, biji/benih refugia sudah mulai tumbuh menjadi bibit. Ketika pengolahan tanah sudah selesai, bibit refugia sudah bisa langsung ditanam di pematang. Refugia cocok ditanam di pematang, diusahakan sejajar dengan sinar matahari agar tidak menutupi atau menghalangi penyerapan sinar matahari bagi tanaman utama.
Proses penanaman refugia dapat dimulai dengan mempersiapkan lahan. Hal yang perlu disiapkan adalah lokasi tanam yang tidak terlalu dekat dengan tanaman utama, kemudian gali lubang dan tanam bibit bunga yang telah disemai atau benih tanaman refugia ditanam dengan cara disebar.
Penggunaan tanaman refugia diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian berbasis kearifan lokal serta mampu menjadi agroekosistem lingkungan secara berkelanjutan. Selain itu dapat mengurangi biaya usahatani sehingga keuntungan meningkat dan lingkungan terjaga secara seimbang.(HS2022)