Deskripsi Video
Judul: Mengenal Teknologi Padi Largo Super
Narasumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Kementan
Produksi: Pustaka Kementan
Tahun produksi: 2018
Link: https://www.youtube.com/watch?v=GNU5vZBocXQ&t=57s
Sinopsis Video
Padi merupakan komoditas utama untuk bahan pangan dan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi pedesaan di Indonesia. Saat ini produksi padi Indonesia disuplai dari sawah irigasi. Penurunan luas lahan sawah produktif akibat alih fungsi lahan dan produktivitas yang semakin menurun merupakan hambatan dalam mencapai kedaulatan pangan. Untuk itu perlu dicari terobosan baru dalam mengatasinya. Balai Besar Penelitian Padi telah mengembangkan teknologi budidaya padi gogo spesifik lokasi yang dikenal dengan nama Largo Super sebagai solusinya. Largo Super atau larikan gogo super merupakan salah satu inovasi teknologi untuk lahan kering berupa ladang atau perbukitan yang mampu memberikan provitas sampai 8 ton gkp / hektar / musim. Hasil ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil tanam padi konvensional, yaitu 6 ton gkp / hektar / musim.
Largo super merupakan sistem tanam menggunakan teknik sistem tanam Jajar legowo 2-1. Komponen penting largo super adalah: 1) varietas unggul baru dengan potensi hasil tinggi, 2) biodekomposer diberikan pada saat pengolahan tanah, 3) pupuk hayati sebagai seed treatment dan pemupukan berimbang berdasarkan perangkat uji tanah kering, 4) pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan ambang kendali, dan 5) alat dan mesin pertanian.
Dalam Largo Super diperlukan benih bermutu dengan tingkat kemurnian dan vigor yang tinggi, serta bersertifikat. Hal ini menentukan potensi hasil yang dapat dicapai karena menghasilkan bibit yang sehat dengan perakaran lebih banyak. Varietas unggul baru spesifik lokasi yang dianjurkan di antaranya Situ Patenggang, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10 dan Inpago11 Agritan. Varietas ini merupakan varietas dengan hasil tinggi, yaitu rata-rata di atas 6 ton gkp/hektar/musim.
Padi gogo dapat tumbuh dengan baik di wilayah dataran rendah - dataran tinggi dengan rata-rata curah hujan 100 mm per bulan atau lebih dan intensitas naungan tidak kurang dari 50%. Padi gogo dapat dibudidayakan secara monokultur atau tumpang sari dengan tanaman semusim / tanaman tahunan.
Pengolahan tanah perlu dilakukan saat mulai turun hujan supaya tanah menjadi gembur. Perbaikan lahan juga perlu dilakukan dengan cara memberikan rock phosphate khususnya untuk wilayah Sumatra. Teknologi tanam untuk padi gogo menggunakan sistem tanam benih langsung. Penggunaan atabela sangat efektif dan efisien dari segi waktu serta menghemat biaya tanam. Alat ini dapat dipasangkan ke traktor.
Benih yang telah ditanam perlu diberikan pupuk hayati dengan harapan pertumbuhan padi bisa seragam. Aplikasi biodekomposer merupakan unsur konsorsia Trichoderma yang berfungsi untuk mendekomposisi jaringan tanaman dan penambat N. Untuk menghindari hama dan penyakit dapat dapat diberikan bioprotector yang merupakan pestisida nabati. Panen padi dilakukan pada saat 90 - 95% pertanaman telah menguning dengan menggunakan combine harvester. (BEWE2022)