Desa Rabak, merupakan salah satu wilayah pendampingan penguatan layanan literasi Pustaka (PUSTAKA), Tim PUSTAKA pada Senin 26 Februari 2024 hadir di Kelompok Tani Sugih Tani Kampung Cijantur, Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Bogor.
Kehadiran Tim PUSTAKA bertujuan untuk meliterasi dan memberi bimbingan teknis kepada Kelompok Tani Dewasa dan Kelompok Wanita Tani. Bimtek kali ini mengangkat tema pembuatan Fermentasi Limbah Organik Padat (Flop) berbahan kulit durian.
Kampung Cijantur Rumpin merupakan desa penghasil durian, andalannya durian Cimeng. Hasil buah durian berlimpah dan sisa kulit durian menjadi limbah . Banyak kulit durian yang bertumpuk di pinggir jalan dan tempat pembuangan. Masyarakat Desa Rabak belum mengolah limbah kulit durian menjadi produk yang bermanfaat. Bimbingan teknis menjadi salah satu kegiatan bagi masyarakat Desa Rabak untuk mengolah limbah kulit durian menjadi pupuk kompos melalui fermentasi.
Berdasarkan hal tersebut, bimbingan teknis sangat penting dan menjadi salah satu alternatif pemanfaatan limbah kulit durian yang terbuang percuma. Bimtek kali ini menghadirkan beberapa narasumber Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yaitu Antonius Sarjiyo (Ahli Peneliti Utama), Entis Sutisna (Perekayasa Ahli Muda), serta Riki Ruhimat (Fungsional Umum).
Hadir dalam bimbingan teknis, Kepala PUSTAKA, Muchlis. Dalam sambutannya, Muchlis menyatakan kolaborasi dengan instansi terkait sangat diperlukan dalam pengembangan kegiatan pertanian. Rumpin yang terkenal dengan duriannya diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungannya dan dapat mengadopsi teknologi dalam kegiatan budidayanya.
Halimi, Ketua Posluhdes Desa Rabak memaparkan kegiatan pertanian yang telah dilakukan di Posluhdes. Ia sangat mengapresiasi PUSTAKA yang telah membantu masyarakat untuk belajar, dan praktik, serta memfasilitasi kegiatan pertanian di Desa Rabak. Ia juga berharap kerja sama ini terus berlanjut sehingga masyarakat Desa Rabak banyak memperoleh pengetahuan yang dapat diterapkan di lingkungannya.
Ahmad Riyandi, Ketua kelompok Tani Sugih Tani menyebutkan potensi komoditas yang telah berkembang. Komoditas durian, duku, dan kopi menjadi andalannya. Pola budi daya masih turun temurun sehingga perlu bimbingan untuk memanfaatkan inovasi teknis budi daya. Beberapa sumber daya potensial di Cijantur yang belum terkelola juga masih perlu dikembangkan.
Dalam kesempatan tersebut, Anton menerangkan perlunya pupuk organik dalam budi daya tanaman, sedangkan Riki menjelaskan secara teoritis pembuatan Flop. Teori yang telah disampaikan sebelumnya dipraktikan secara langsung oleh peserta bimtek dan yang dipandu oleh Entis.
Tahapan pembuatan Flop dimulai dengan pengumpulan limbah organik pertanian, seperti kulit durian atau rumput. “Untuk pembuatan 1 ton Flop diperlukan 600 kg limbah pertanian, selanjutnya limbah tersebut ditampung dan disortir dari bahan material non organik,” ungakap Entis. “Tahap selanjutnya yaitu penggilingan bahan organik dengan mesin pencacah atau chopper agar tekstur yang dihasilkan lebih halus,” lanjutnya. Mengikuti penelitian yang dilakukan BRIN, limbah yang sudah dicacah kemudian ditambah dengan kotoran hewan, bisa berupa kotoran sapi atau kambing atau ayam sebanyak 250 kg, selanjutnya diberi tambahan biochar (arang sekam/batok) sebanyak 50 kg, kasgot 50 kg, zeolit 40 kg, kapur 10 kg, B-plop/dekomposer 2 kg, serta air secukupnya.
Alat yang diperlukan dalam pembuatan Flop yaitu cangkul, garpu, sekop, dan gacok. Plastik hitam kompos 10 m serta Ember atau selang juga diperlukan dalam pembuatan flop. (JA)