Upaya pemenuhan kebutuhan kedelai dengan meningkatkan produksi terus dilakukan pemerintah melalui perluasan areal dan peningkatan produktivitas. Perluasan areal sebagian dilakukan dengan meningkatkan indeks pertanaman pada lahan sawah. Peningkatan indeks pertanaman memerlukan karakteristik spesifik, diantaranya umur genjah.
Umur genjah mengurangi risiko tanaman terhadap cekaman, baik biotik maupun abiotik khususnya kekeringan, mudah dimasukkan ke dalam pola tanam lahan sawah, serta mengurangi konsumsi air dan biaya pengairan. Varietas unggul berumur genjah dan berukuran biji besar semakin diminati konsumen.
Di Indonesia, lebih dari 90% kedelai digunakan untuk pangan, 88% diantaranya untuk bahan baku tahu dan tempe. Ukuran biji besar lebih disukai sebagai bahan baku pembuatan tempe karena memberikan volume produk yang lebih besar sehingga lebih menguntungkan karena tempe dijual dalam satuan volume.
Galur kedelai GM-26 dengan nama Dega 1 (Gambar), telah direkomendasikan untuk dilepas sebagai varietas unggul baru berdasarkan berita acara hasil sidang TP2V No. 56/BBN.TP/9/2015. Dega 1 mempunyai keunggulan potensi hasil tinggi, rata-rata hasil tinggi, umur genjah, ukuran biji besar, dan beradaptasi luas.
Dega 1 adalah keturunan persilangan antara varietas Grobogan dan Malabar. Persilangan buatan dilakukan pada tahun 2009 dan selanjutnya dilakukan penggaluran tahun 2010‒2012 hingga diperoleh galur Dega 1.