Istilah �cinta palsu� diperkenalkan oleh Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, ketika memperkenalkan FeroLanas untuk mengendalikan hama boleng ubi jalar (Cylas formicarius). Suatu ungkapan untuk menggambarkan cara kerja perangkap berferomon FeroLanas. Teknologi �cinta palsu� FeroLanas telah didiseminasikan kepada petani di Kabupaten Kuningan yang menjadi sentra produksi ubi jalar terbesar di Jawa Barat. Rata-rata produksi ubi jalar Kabupaten Kuningan pada tahun 2008-2013 mencapai 106.550 ton, dengan hasil rata-rata 17-20 t/ha.
Lanas atau hama boleng merupakan hama paling penting dalam budi daya ubi jalar. Hama ini dapat menimbulkan kerusakan umbi baik di lapangan maupun di tempat penyimpanan. Aplikasi Fero-Lanas dapat menurunkan tingkat kerusakan umbi di bawah 1% dari semula yang berkisar antara 30-50%. Fero-Lanas dikembangkan dari hasil identifikasi senyawa feromon yang dikeluarkan serangga betina untuk menarik kumbang jantan. Senyawa tersebut kemudian dibuat sintesisnya, diformulasikan dalam suatu pelarut dengan proporsi yang tepat, dan diresapkan pada karet septa agar bisa dilepaskan secara perlahan selama beberapa minggu.
Keberhasilan teknologi FeroLanas dalam mengendalikan hama lanas pada ubi jalar telah menarik perhatian Bupati Kuningan untuk melakukan gerakan massal berantas hama lanas. Bupati mengeluarkan Surat Edaran agar setiap desa di Kabupaten Kuningan mengadopsi teknologi Fero-Lanas dalam budi daya ubi jalar untuk mengurangi kehilangan hasil akibat serangan hama lanas.
Informasi ini merupakan salah satu artikel yang tercantum dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian ---> Vol.36 No.6 Th. 2014 yang dapat dilihat di sini.