Juznia, tim literasi PUSTAKA menyatakan bahwa bimbingan teknis ini merupakan salah satu upaya PUSTAKA dalam memberikan edukasi dan literasi langsung di lapangan kepada petani.”kami berharap petani di wilayah binaan dapat memiliki wawasan dalam budi daya kopi sehingga mutu dan kualitas kopi dapat meningkat. Dengan meningkatnya mutu dan kualitas kopi maka penghasilan mereka dapat bertambah.
Kegiatan bimtek tersebut menghadirkan narasumber Kusmiadi, petani milenial kopi Megamendung serta Adnin, penyuluh Desa Megamendung. Dalam paparannya Adnin mengungkap bahwa jenis kopi komersial yang dapat tumbuh di Indonesia ada tiga, yaitu robusta, arabika, dan liberika. ”Indonesia merupakan salah satu negara produsen kopi utama dunia, yang berada di urutan ketiga terbesar setelah Brasil dan Vietnam,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia membeberkan bahwa 96% kopi Indonesia diproduksi oleh perkebunan rakyat. “Kopi merupakan produk pertanian yang mengandalkan kualitas citarasa yang dipengaruhi oleh bahan tanam, teknik budi daya, dan penanganan pascapanen,” ungkapnya. Adnin menekankan pentingnya saat pertanaman kopi. Adnin juga memberikan ice breaking agar suasana bimtek menjadi cair dan hidup.
Selanjutnya Kusmiadi mengungkap bahwa budi daya kopi dimulai dengan pemilihan varietas unggul sebagai bahan tanam, kemudian pemeliharaan sesuai dengan standar operasional prosedur. “Setelah dilakukan pemeliharaan, lakukanlah pemangkasan dan pemberian naungan” ujar Kusmiadi, “Pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, pengolahan kopi saat pascapanen juga dapat mempengaruhi kualitas dan cita rasa,” lanjutnya.
Selain itu, Kusmiadi juga mengungkapkan bahwa budi daya kopi mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan.“Budi daya dan pengelolaan kopi mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan, dengan budi daya kopi yang sesuai standar operasional prosedur maka mutu dan kualitas kopi juga dapat meningkat” ungkap Kusmiadi.
Dalam Bimtek tersebut, penanaman bibit kopi hingga pascapanen diterangkan secara detail. Selain itu, dijelaskan juga penanganan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan lestari.
Bimtek yang dimoderatori oleh Imam Hanafi, Penyuluh Pertanian Rancamaya dihadiri oleh Lurah Rancamaya, Iman beserta jajarannya, anggota PKK, petani, dan penyuluh pertanian wilayah Bogor Selatan.
Setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab. Peserta banyak bertanya tentang pemangkasan dan penanganannya. Selain teori, peserta juga diajak ke lapang untuk melihat pertanaman kopi. Tanaman kopi di lokasi masih kurang dalam perawatannya. Kopi yang telah dipanen juga belum bagus dalam penanganan pasca panen. Kusmiadi menjelaskan solusi untuk permasalahan yang terjadi di lapangan. Peserta berharap ada tindak lanjut untuk kegiatan selanjutnya terutama pemeliharaan dan pascapanen. (Rep JA/Edit TP)