Kemasan sterofoam banyak digunakan untuk mengemas makanan karena harganya murah, ringan, kedap panas, tahan air, dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan. Setelah digunakan, kemasan langsung dibuang sehingga sangat praktis. Namun, sterofoam memiliki dampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia. Sterofoam merupakan polimer sintetis yang terbuat dari turunan minyak bumi yang tidak dapat terurai secara alami. Sterofoam bekas yang tidak ditangani dengan baik akan mencemari lingkungan. Pengaruh negatif sterofoam terhadap kesehatan manusia telah dilaporkan oleh beberapa peneliti. Migrasi monomer dari sterofoam ke dalam produk pangan yang dikemas dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti gangguan pada sistem hormon dan reproduksi serta memicu kanker. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan kemasan yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
Evi Savitri Iriani, peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Litbang Pertanian berhasil memperoleh kemasan ramah lingkungan pengganti sterofoam dengan menggunakan pati ubi kayu yang ditambah ampok atau limbah penggilingan jagung. Penambahan ampok bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanis dari biofoam serta memperbaiki ketahanannya terhadap kelembapan tinggi. Pati ubi kayu dipilih sebagai bahan utama biofoam karena ketersediaan ubi kayu cukup melimpah dan harganya cukup murah. Selain menambahkan ampok sebagai serat, juga digunakan polimer sintetis yang dapat terurai yaitu polivinil alkohol (PVA). Bahan ini umumnya digunakan sebagai lapisan film pada produk pangan dan dapat larut dalam air sehingga mudah terurai secara alami. Penambahan polimer sintetis ini tidak saja meningkatkan sifat mekanis, tetapi juga dapat melapisi permukaan biofoam sehingga tidak mudah basah dan rusak oleh kandungan air dalam makanan yang dikemas.
Biofoam dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan. Proses pembuatannya menggunakan teknologi thermopressing. Adonan pati, serat, dan bahan aditif dicampur dengan komposisi tertentu lalu ditambahkan cairan hingga mencapai konsistensi tertentu. Adonan lalu dicetak pada suhu di atas titik cair tapioka sekitar 3 menit. Produk biofoam selanjutnya didinginkan dan disimpan pada tempat dengan tingkat kelembapan rendah. Biofoam memiliki sifat fisik dan mekanis hampir setara dengan sterofoam. Bahkan untuk parameter kuat tekan dan tarik, nilainya lebih baik dibandingkan dengan sterofoam, selain mudah terurai.
Informasi ini merupakan salah-satu artikel yang tercantum dalam Warta Litbang Pertanian volume 36 no 6 tahun 2014 yang dapat dilihat di sini