NPP : 3271034C1019314

Beternak Kambing Boerka

 

Masyarakat Indonesia umumnya menyukai daging kambing. Kondisi ini sangat menguntungkan para peternak. Kambing Boer adalah pilihan yang tepat karena pertumbuhannya yang sangat cepat serta persentase daging karkas yang tinggi.

Kambing Boer disebut juga kambing pedaging, sebab pertumbuhannya yang sangat cepat. Pada umur lima hingga enam bulan, kambing ini dapat mencapai berat 35 – 45 kg. Dibandingkan dengan kambing lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi, mencapai 40% – 50% dari berat tubuhnya. Sehingga tidak berlebihan kalau banyak peternak tertarik membudidayakannya.

Untuk membudidayakan kambing Boer perlu diperhatikan beberapa hal, utamanya adalah: bibit; kandang; pakan; penyakit, penanggulangan dan pencegahannya.

Bibit

Jika tujuan pemeliharaan untuk mengembangbiakkan, hal yang perlu diperhatikan dalam memilih;

  1. Kambing jantan : sehat; tubuh besar; bulu bersih mengkilap; badan panjang, kaki lurus, tidak cacat; tumit tinggi, penampilan gagah; aktif dan nafsu kawinnya besar, mudah ereksi; buah zakarnya normal (2 buah, sama besar dan kenyal); sebaiknya dari keturunan kembar.
  2. Kambing betina : sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat; bulu bersih dan mengkilap; alat kelaminnya normal; mempunyai sifat keibuan (mengasuh anak dengan baik); ambing (buah susu) normal (halus kenyal tidak terinfeksi atau terjadi pembengkakan); sebaiknya berasal dari keturunan kembar.

Perkandangan

Tentukan dulu lokasi dan arah menghadapnya. Usahakan arahnya menghadap ke timur, agar kandang yang dibuat memenuhi persyaratan kesehatan ternak. Syarat lain : 1) Kandang dapat dibuat dari bahan yang kuat, murah harganya dan tersedia di lokasi; 2) Kandang beratap, diberi dinding dengan ventilasi agar sirkulasi udara lebih baik.

Pakan

Pakan kambing lebih mudah dan bervariasi dibandingkan dengan pakan (hijauan) untuk sapi. Kambing cenderung memakan semua jenis rumput, limbah pertanian, dan daun-daun pepohonan. Jenis rumput yang dibudidayakan antara lain : rumput Setaria, Brachiaria, Clitoria ternatea, dan lain-lain. Selain rumput, sisa hasil pertanian juga dapat digunakan antara lain : kulit dan daun singkong, daun pepaya, batang kangkung, daun jagung, jerami padi. Selain itu, dapat juga digunakan pakan alternatif yang bersumber dari hasil olahan pertanian antara lain: dedak padi, ampas tahu, dan lain-lain.

Penyakit

Penyakit yang biasa menyerang kambing adalah penyakit cacing. Umumnya disebabkan oleh parasit cacing dari golongan cacing gilig, tetapi ada juga dari golongan cacing pipih ataupun cacing pita.

Penanggulangannya, bisa menggunakan obat tradisional seperti daun nenas yang dikeringkan,  dihaluskan, kemudian ditimbang 300 mg untuk 1 kg bobot badan kambing dicampur air. Selanjutnya diminumkan secara berulang 10 hari sekali. Tapi ingat, jangan diberikan pada ternak bunting.

Pencegahan, agar terhindar dari berbagai penyakit maka upayakan: 1) kandang selalu bersih dan kering; 2) kotoran, sampah dan sisa pakan dibuang jauh dari lokasi kandang atau dibuat kompos; 3) jangan menggembalakan kambing pada pagi hari dan pada satu area (usahakan berpindah-pindah); 4) jangan berikan rumput yang masih berembun; 5) aritlah rumput 2-3 cm diatas permukaan tanah

(Rep Dira/Red Shinta)

 

Link terkait

https://dinpertanpangan.demakkab.go.id/?p=368

 

Hubungi Kami

Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122

Feedback

Masukkan alamat email Anda dan Kami akan mengirim Informasi.

Visitor

We have 1375 guests and no members online

Copyright © 2023 PUSTAKA
Kementerian Pertanian Republik Indonesia