Membuat konten berita bagi seorang public relation atau humas itu sudah biasa. Namun jika seorang pustakawan mampu mengemas informasi berbentuk berita untuk konten media sosial itu pasti luar biasa. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Kementerian Pertanian berusaha untuk terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para pustakawan di bidang penulisan dengan mengemasnya dalam konsep Virtual Literacy (VL) dengan tema “Penulisan Berita di Situs Web dan Medsos” pada 11 Mei 2020 melalui Open Virtual Literacy (Oviral) Room PUSTAKA Kementan dengan peserta 20 orang pustakawan Kementan untuk wilayah Sulawesi.
Acara yang dipandu oleh Pustakawan Senior, Juznia Andriani menghadirkan narasumber Pranata Humas Muda yang juga sebagai pengelola medsos PUSTAKA, Shinta Octavia. Dalam paparannya ia mengungkapkan jenis konten yang disukai follower serta bagaimana cara membuat berita untuk web dan menghubungkannya dengan medsos. Kemudian ia menuturkan bahwa konten medsos PUSTAKA terbit 5 kali sehari dengan frekuensi 3.1.1. “Kami menghadirkan konten untuk Facebook 3 , Twitter 1 dan Instagram 1,” ungkapnya. Kemudian ia menginformasikan bahwa admin medsos PUSTAKA dijuluki Mintaka. “Biasanya follower menyapa Mimin agar lebih akrab,” ujarnya. Ia juga memaparkan untuk pembuatan konten harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dikemas dalam tiga sampai empat paragraf.
Diskusi hangat mewarnai VL kali ini. Para peserta aktif bertanya pada narasumber dan sangat mengapresiasi kegiatan VL ini. Bagi mereka materi ini dapat menambah wawasan. Masukan yang bervariasi dari narasumber seperti penggunaan tagar (tanda pagar) yang dapat mempermudah follower dalam mencari konten dan menambah jangkauan, merupakan pengetahuan baru yang mereka dapatkan.
Diakhir diskusi Kepala PUSTAKA, Retno Sri Hartati Mulyandari mengungkapkan bahwa kegiatan rutin tata kelola perpustakaan, antara lain strategi konservasi koleksi pustaka (antikuariat) dapat dibuat berita maupun infografis untuk konten medsos. Selain itu Retno menambahkan bahwa resensi buku, utamanya untuk buku-buku baru juga dapat dijadikan sebagai konten. Selanjutnya Retno mengungkapkan bahwa situs web institusi merupakan bentuk media informasi resmi yang dapat dipertanggungjawabkan isinya sehingga dapat dijadikan referensi dalam pembuatan konten berita. Demikian halnya setiap konten yang akan dishare melalui medsos hendaknya diupload terlebih dahulu pada web PUSTAKA agar masuk dalam database berita resmi institusi. (Kontri. Jany S)