Judul : Teknologi Pengolahan Kopi
Penulis : Juniaty Towaha, Eko Heri Purwanto, Tajul Iflah, Elsera Br. Tarigan
Penerbit : IAARD Press
Tahun terbit : 2018
Jumlah halaman : 58 p.
Link akses : http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15488
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran penting sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja, mendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan wilayah. Indonesia merupakan salah satu negara produsen kopi di dunia yang berada di urutan ketiga terbesar dunia setelah Brasil dan Vietnam. Jumlah produksi kopi Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 berjumlah 742 ribu ton. Sebanyak 98,6% dari total produksi dihasilkan oleh perkebunan kopi rakyat (731,6 ribu ton), 0,8% dihasilkan oleh perkebunan besar negara (5,6 ribu ton), dan 0,6% dihasilkan oleh perkebunan besar swasta (4,4 ribu ton).
Kebutuhan kopi meningkat dari 8 gram menjadi 15 gram per cangkir disebabkan adanya tren perubahan budaya dalam pola minum kopi, yaitu dari sistem konvensional (drip coffee) ke pola modern (espresso). Secara umum, meningkatnya taraf hidup dan life style, telah mendorong terjadinya peningkatan tingkat konsumsi di negara produsen kopi (Brasil, Vietnam, Indonesia, Colombia, Mexico, dan India).
Perkebunan kopi di Indonesia ±96% didominasi oleh perkebunan rakyat, sehingga pengetahuan penanganan panen sampai pascapanen merupakan kendala utama dalam menghasilkan kopi yang berkualitas. Penanganan panen dan pascapanen yang masih secara tradisional menyebabkan mutu kopi masih rendah.
Proses pengolahan yang dimulai dari proses pemanenan hingga menghasilkan kopi siap seduh merupakan faktor yang paling memengaruhi kualitas kopi. Pengolahan biji kopi merupakan proses pengolahan kopi dari bentuk buah segar sampai didapatkan biji kopi beras (green bean) disebut pengolahan primer dan proses pengolahan sampai menjadi bubuk kopi disebut pengolahan sekunder. Secara umum ada dua metode yang biasa dilakukan untuk mengolah buah kopi menjadi kopi beras, yaitu cara basah (wet process) dan cara kering (dry process). Metode yang banyak dilakukan oleh petani pekebun di Indonesia, yaitu cara semi-basah (wet-hulling process).
Buku ini memuat informasi mengenai pemanenan buah kopi yang umum dilakukan dengan cara memetik buah kopi yang telah masak pada tanaman berusia 2,5–3 tahun, tergantung pada iklim dan jenis kopinya, tahapan pengolahan kopi cara kering, cara basah, dan cara semi basah mulai dari sortasi buah kopi sampai pengemasan dan penyimpanan. Selain itu diuraikan syarat mutu biji kopi sesuai SNI 2907-2008 yang berdasarkan ukuran biji, jumlah keping biji, dan sistem nilai cacat.
Buku ini sangat detail menguraikan tahapan pengolahan biji kopi. Diharapkan para petani pekebun kopi dapat memahami dan menerapkan teknologi pengolahan kopi dalam rangka meningkatkan produk kopi yang berkualitas dan bernilai tinggi. (HeryatiS2023).